FILE PHOTO: Awak kapal berinteraksi dari atas sebuah perahu, bagian dari Global Sumud Flotilla yang bertujuan mencapai Gaza dan menerobos blokade Israel.
Seorang warga negara Spanyol yang ditahan setelah berlayar dalam sebuah kapal sebagai bagian dari Global Sumud Flotilla dituduh oleh Polisi Israel telah menggigit seorang anggota staf medis perempuan di Penjara Ketziot pada hari Minggu.
Anggota staf tersebut sedang mendampingi warga negara Spanyol itu dalam rangka pemeriksaan medis rutin sebelum deportasinya pada hari Senin, ketika dia diduga menggigit pekerja tersebut.
Pekerja medis tersebut diberikan perawatan di tempat untuk luka ringan yang disebabkan oleh gigitan itu, dan Polisi Israel dipanggil untuk menangani pelaku. Saat ini belum diketahui apakah tindakan hukum akan diambil.
Tentang Flotilla
Israel menghadapi kutukan internasional setelah pasukan bersenjatanya membajak sekitar 40 kapal yang berusaha menerobos blokade laut untuk mengirimkan bantuan ke enclave Palestina, serta menahan lebih dari 400 aktivis asing, termasuk pegiat iklim asal Swedia, Greta Thunberg.
Global Sumud Flotilla mengklaim hendak mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza, setelah menolak tawaran dari Paus maupun Israel untuk menyalurkan bantuan tersebut. Namun, Israel melaporkan menemukan kapal-kapal tersebut kosong dari dukungan kemanusiaan apa pun.
Aktivis Swedia Greta Thunberg dan aktivis Brasil Thiago Avila duduk di sebuah kapal yang menuju Israel, setelah Israel mencegat beberapa kapal dari Global Sumud Flotilla, dalam gambar yang dirilis pada 2 Oktober 2025. (kredit: ISRAEL FOREIGN MINSTRY/ Handout via REUTERS)
Israel juga menyediakan dokumentasi yang menghubungkan kelompok flotila dengan kelompok teror Hamas.
Satu dokumen yang dirilis pekan lalu, sebuah surat dari tahun 2021 yang ditandatangani oleh mantan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh, secara eksplisit mendukung Palestinian Conference for Palestinians Abroad (PCPA), sebuah organisasi yang didirikan pada 2018 dan beroperasi dengan kedok sipil. Israel telah menetapkan PCPA sebagai organisasi teror.
Kementerian Luar Negeri mencatat bahwa PCPA berfungsi sebagai perwakilan Hamas di luar negeri, seringkali bertindak sebagai kedutaan bagi gerakan tersebut sembari memobilisasi demonstrasi anti-Israel, protes kekerasan, dan provokasi lainnya. Kelompok ini ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Israel pada tahun 2021.
Dokumen kedua berisi daftar rinci aktivis PCPA, termasuk tokoh-tokoh senior Hamas yang terlibat langsung dalam operasi flotila. Di antara nama yang disorot oleh IDF adalah Zaher Birawi, kepala sektor Hamas PCPA di Britania Raya, yang dilaporkan telah memimpin flotila protes menuju Gaza selama lebih dari 15 tahun.
Juga tercantum nama Saif Abu Kishk, seorang operatif PCPA di Spanyol, yang merangkap sebagai CEO perusahaan siber Spanyol Cyber Neptune, yang memiliki beberapa kapal yang berpartisipasi dalam flotila Samud saat ini.
“Hamas di Jalur Gaza bertanggung jawab atas aktivitas di dalam Jalur, sementara Hamas di luar negeri mengelola operasi di luar, termasuk mobilisasi dan provokasi,” ujar Kementerian Luar Negeri. “Dokumen-dokumen ini mengungkap kedalaman jaringan internasional Hamas dan kontrol operasionalnya atas individu-individu yang memimpin flotila ini.”
Reuters berkontribusi pada laporan ini.