Ini situasi terkini pada Kamis, 3 Juli:
Pertempuran
Seorang wanita berusia 70-an tewas dan dua orang terluka akibat reruntuhan dari drone Ukraina yang dihancurkan jatuh di sebuah bangunan permukiman di wilayah Lipetsk, Rusia barat daya, demikian dikatakan Gubernur Igor Artamonov pada Kamis.
Rusia telah melakukan serangan dekat dua kota, Pokrovsk dan Kostiantynivka, yang vital bagi jalur pasokan militer di Ukraina timur, ujar Viktor Trehubov, juru bicara kelompok pasukan Khortytsia, kepada Reuters. Menurutnya, pasukan Rusia terus melancarkan serangan "dengan tujuan menerobos" perbatasan wilayah Dnipropetrovsk.
Sistem pertahanan udara Rusia dilaporkan menghancurkan 69 drone Ukraina dalam semalam, menurut laporan RIA Novosti pada Kamis dini hari.
Senjata
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan telah memanggil duta besar AS sementara di Kyiv, Keith Kellogg, untuk menekankan pentingnya bantuan militer AS setelah Pentagon menghentikan sebagian pengiriman senjata kritis karena stok yang menipis.
"Pihak Ukraina menegaskan bahwa penundaan atau kelambatan dalam mendukung kemampuan pertahanan Ukraina hanya akan mendorong agresor untuk melanjutkan perang dan teror, bukan mencari perdamaian," kata Kemenlu.
Wakil Jubir Gedung Putih, Anna Kelly, mengatakan penghentian sebagian pengiriman itu dilakukan "untuk mengutamakan kepentingan Amerika" setelah Departemen Pertahanan meninjau dukungan militer di seluruh dunia.
Rusia menggunakan sebuah platform media daring untuk menyebar perpecahan di Jerman sebagai bagian dari upaya disinformasi yang dijalankan bersamaan dengan perang di Ukraina, demikian pernyataan Kemenlu Jerman pada Rabu.
Platform tersebut, bernama Red, mengklaim diri sebagai "wadah revolusioner bagi jurnalis independen" tetapi memiliki "hubungan erat" dengan media negara Rusia RT, kata juru bicara kementerian kepada wartawan di Berlin.
Diplomat tertinggi Uni Eropa, Kaja Kallas, memperingatkan bahwa dukungan perusahaan-perusahaan Tiongkok bagi perang Rusia mengancam keamanan Eropa, menurut pernyataan layanan diplomatik UE usai pertemuan Kallas dengan Menlu Tiongkok Wang Yi.
Kallas mendesak Tiongkok "untuk segera menghentikan semua dukungan material yang memperkuat kompleks industri militer Rusia" serta mendukung "gencatan senjata penuh dan tanpa syarat" serta "perdamaian yang adil dan abadi di Ukraina," bunyi pernyataan itu.