Yahoo memakai AI buat bikin rangkuman artikel ini. Artinya, infonya mungkin gak selalu sesuai sama isi aslinya. Laporkan kesalahan biar kami bisa perbaiki.
Ambil Poin Utama
“Aku akan berikan segalanya buat lihat Matan di sampingku malam ini,” kata Zangauker.
Penyintas penahanan Hamas dan keluarga sandera gelar Kabbalat Shabbat Jumat sore di depan rumah Menteri Pertahanan Israel Katz, protes rencana pendudukan Kota Gaza yang diumumin sebelumnya.
Acara ini diorganisir Forum Keluarga Sandera dan Hilang. Warga Israel lain juga ikut serta.
**”Sampai semua sandera pulang, aku gak bakal nikmatin makan Shabbat beneran”**
“Kami sudah lewatkan banyak makan Jumat, dan masih terus kehilangan,” kata Iair Horn, penyintas yang adiknya, Eitan, masih ditahan.
“Selama mereka belum kembali, ini bukan Kabbalat Shabbat. Keluarga kami hancur, tapi kami jadi keluarga besar. Sampai tiap sandera pulang, aku gak bakal dapet makan Shabbat yang sesungguhnya.”
Ohad Ben Ami, penyintas lain, ceritakan kondisi saat ditahan. “Pas Jumat—hari spesial—kami cuma dapet seperempat pita dan segelas air. Kami bikin kiddush pake air itu dan baca berkat atas roti,” katanya. “Aku sekarang di sini, tapi lima temanku masih di sana, semua 50 sandera di terowongan. Mereka gak punya waktu. Pemerintah pikir mereka punya waktu—kami gak bakal diam.”
Penyintas Hamas dan keluarga sandera Israel gelar Kabbalat Shabbat Jumat sore di depan rumah Menhan Katz, didukung massa (kredit: Uriel Even Sapir)
Ben Ami juga sebut Hamas bilang ke sandera bahwa pemerintah Israel udah tinggalin mereka, tapi mereka terharu lihat dukungan publik. “Kami liat sendiri rakyat gak nyerah,” ujarnya.
Einav Zangauker, ibu Matan yang masih ditahan, bilang: “Seluruh Israel mau lihat prajurit kami pulang… buat jamin keamanan warga, kita harus akhiri ketidakadilan ini yang udah berlangsung 22 bulan. Siapa pun yang makan di meja Shabbat malam ini—hargai keluargamu. Aku rela berikan segalanya buat liat Matan di sampingku malam ini.”