Rusia akan mencari jaminan bahwa Nato akan mengecualikan Ukraina dari keanggotaan dan bahwa Ukraina akan tetap netral dalam kesepakatan perdamaian apa pun, kata wakil menteri luar negeri Rusia.
“Kami akan menuntut agar jaminan keamanan yang tak tergoyahkan menjadi bagian dari kesepakatan ini,” kata Alexander Grushko kepada media Rusia Izvestia.
“Bagian dari jaminan tersebut harus menjadi status netral Ukraina, penolakan negara-negara Nato untuk menerimanya ke dalam aliansi,” katanya.
Ini terjadi ketika Presiden AS Donald Trump dan rekan sejawatnya dari Rusia, Vladimir Putin, diharapkan akan berbicara dalam beberapa hari mendatang, karena pembicaraan terus berlanjut mengenai gencatan senjata yang mungkin dalam perang tiga tahun di Ukraina.
AS dan Ukraina telah setuju untuk mengusulkan gencatan senjata selama 30 hari kepada Rusia.
Meski Putin mengatakan bahwa ia mendukung gencatan senjata, ia juga menetapkan daftar kondisi sulit untuk mencapai perdamaian.
Salah satu daerah yang dipertentangkan adalah Kursk di barat Rusia, di mana Ukraina melancarkan serangan militer pada bulan Agustus lalu dan merebut sebagian wilayah.
Putin mengklaim Rusia sepenuhnya mengendalikan Kursk, dan mengatakan pasukan Ukraina di sana “telah terisolasi”.
Dia juga mengajukan banyak pertanyaan tentang bagaimana gencatan senjata dapat dimonitor dan dipolisikan di sepanjang garis depan di timur.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Putin berusaha “mengacaukan” upaya diplomatik untuk mengamankan gencatan senjata segera.
Utusan AS Steve Witkoff, yang bertemu dengan Putin pada hari Kamis di Moskow, mengatakan kepada CNN bahwa ia mengharapkan “akan ada panggilan” antara Trump dan Putin “minggu ini”.
Selama kampanye pemilihan presiden, Trump berulang kali berjanji untuk mengakhiri perang, yang dimulai dengan invasi penuh skala Rusia terhadap tetangganya pada tahun 2022, pada “hari pertama” administrasi baru.
Kurang dari sebulan setelah dilantik, Trump berbicara dengan Putin yang dilaporkan berlangsung selama 90 menit tentang segera memulai negosiasi untuk mengakhiri perang.
Witkoff menolak menjawab pertanyaan tentang bagaimana tanah yang diduduki Rusia di Ukraina bisa diatasi dalam kesepakatan potensial. Saat ini, Rusia mengendalikan sekitar seperlima Ukraina.