Pimpinan militer Kolonel Michael Randrianirina akan dilantik sebagai presiden transisi Madagaskar pada hari Jumat, demikian diumumkan oleh kepemimpinan baru negara tersebut. Sementara itu, Uni Afrika (AU) menyatakan akan menangguhkan keanggotaan negara itu menyusul kudeta yang menggulingkan Presiden Andry Rajoelina.
Randrianirina “akan dilantik sebagai Presiden Pembangunan Kembali Republik Madagaskar dalam sidang solemn Mahkamah Konstitusi Tinggi” pada tanggal 17 Oktober, demikian pernyataan yang diterbitkan di media sosial oleh sebuah stasiun televisi negara pada hari Kamis.
Rajoelina, yang dicopot oleh legislator setelah melarikan diri ke luar negeri pada akhir pekan, telah mengutuk pengambilalihan kekuasaan ini dan menolak untuk mengundurkan diri. Penolakannya ini terjadi meskipun terdapat demonstrasi yang dipimpin kaum muda yang menuntut pengunduran dirinya serta banyaknya desersi di kalangan angkatan bersenjata.
Randrianirina memimpin sebuah pemberontakan yang memihak para pengunjuk rasa dan menggulingkan Rajoelina pada hari Selasa di negara luas berpenduduk sekitar 30 juta jiwa di lepas pantai timur Afrika ini. Sejak meraih kemerdekaan dari Prancis pada tahun 1960, negara ini memiliki sejarah panjang mengenai kudeta dan krisis politik.
Pengambilalihan kekuasaan militer terbaru ini memuncakkan aksi protes selama berminggu-minggu menentang Rajoelina dan pemerintahannya, yang dipimpin oleh kelompok-kelompok pemuda yang menyebut diri mereka “Gen Z Madagascar”. Para pengunjuk rasa, yang juga melibatkan serikat pekerja dan kelompok masyarakat sipil, menuntut pemerintahan yang lebih baik serta peluang kerja, menggemakan protes dipimpin pemuda di belahan dunia lain.
Di antara tuntutan lainnya, para pengunjuk rasa di Madagaskar telah menyuarakan kekecewaan terhadap pemadaman air dan listrik yang kronis, akses terbatas ke pendidikan tinggi, korupsi pemerintah, dan kemiskinan yang mempengaruhi sekitar tiga dari setiap empat warga Madagaskar, menurut data Bank Dunia.
Meskipun beberapa pihak berpendapat bahwa militer merebut kekuasaan dengan mengatasnamakan para pengunjuk rasa sipil, para demonstran justru menyambut Randrianirina dan prajurit lainnya dari unit elitnya, CAPSAT, ketika mereka berkeliling dengan penuh kemenangan di jalan-jalan ibu kota Antananarivo pada hari Selasa. Kolonel tersebut telah berjanji akan mengadakan pemilu dalam waktu dua tahun.
Pengambilalihan kekuasaan ini adalah “kebangkitan rakyat. Ini dimulai oleh para pemuda. Dan militer mendukung kami,” ujar pemimpin protes, Safika, yang hanya menyebutkan satu nama sebagaimana lazim dilakukan di kalangan pengunjuk rasa. “Kita harus selalu waspada, tetapi keadaan saat ini memberikan kita alasan untuk percaya diri,” kata Safika kepada kantor berita The Associated Press.
Protes mencapai titik balik pada hari Sabtu ketika Randrianirina dan prajurit dari unitnya memihak para demonstran yang menyerukan presiden untuk mengundurkan diri. Rajoelina menyatakan bahwa ia melarikan diri ke sebuah negara yang tidak disebutkan karena khawatir akan keselamatan jiwanya.
Randrianirina telah lama menjadi pengkritik vokal terhadap pemerintahan Rajoelina dan dilaporkan pernah dipenjara selama beberapa bulan pada tahun 2023 karena merencanakan sebuah kudeta.
Pengambilalihan kekuasaannya yang cepat menimbulkan keprihatinan internasional. Uni Afrika mengutuk kudeta tersebut dan mengumumkan penangguhan keanggotaan negara itu dari blok regional tersebut. Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan “sangat prihatin dengan perubahan kekuasaan yang tidak konstitusional ini”.