OTORITAS Moldova menggeledah 250 lokasi dan menahan puluhan orang pada Senin (12/10) dalam sebuah penyelidikan terkait rencana yang diduga didukung Rusia untuk menghasut “kerusuhan massal” dan mendestabilisasi negara itu menjelang pemilihan parlemen yang krusial.
Penggerebekan yang menyasar lebih dari 100 orang tersebut berlangsung di sejumlah lokasi di berbagai wilayah negara itu, menurut keterangan kepolisian. Victor Furtuna, Jaksa Agung dari Kantor Pemberantasan Kejahatan Terorganisir dan Kasus Khusus, menyatakan tujuh puluh empat orang ditahan hingga 72 jam.
Pemilih Moldova akan memilih legislatif baru yang terdiri dari 101 kursi pada hari Minggu, dalam sebuah pemilu yang oleh banyak kalian dipandang sebagai pilihan antara kelanjutan jalan Moldova menuju keanggotaan Uni Eropa atau mempererat hubungan dengan Rusia.
Iklan
Iklan
Iklan
Iklan
Kepolisian Moldova menyatakan bahwa rencana kerusuhan tersebut “dikoordinasi dari Federasi Rusia, melalui elemen-elemen kriminal.”
Furtuna menambahkan bahwa mayoritas tersangka “secara sistematis bepergian” ke Serbia untuk mendapatkan pelatihan dan bahwa mereka berusia antara 19 hingga 45 tahun.