Politikus yang sebelumnya merupakan penyanyi ini berharap dapat menggantikan presiden yang telah lama berkuasa, yang kini mengincar masa jabatan ketujuhnya.
Diterbitkan Pada 24 Sep 2025
Klik untuk membagikan di media sosial
share2
Pemimpin oposisi Uganda, Robert Kyagulanyi, yang dikenal luas sebagai Bobi Wine, telah dinyatakan lolos untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden yang dijadwalkan pada Januari, demikian dikonfirmasi oleh Komisi Pemilihan Umum seminggu setelah menolak berkas pendaftarannya yang pertama.
Pasca keputusan pada Rabu itu, Wine, seorang bintang pop yang beralih ke politik, kembali dapat menantang Presiden Yoweri Museveni, yang tengah mengupayakan masa jabatan ketujuh yang mencetak rekor. Pria berusia 81 tahun tersebut telah memimpin negara itu sejak 1986.
Rekomendasi Cerita
daftar 4 itemakhir daftar
Pada pemilihan terakhir tahun 2021, Wine meraup 35 persen suara sementara Museveni menang dengan 58 persen – margin kemenangan tersempitnya sejak berkuasa.
Usai hasil tersebut, Wine menuduh Museveni melakukan kecurangan pemilu dan penambahan suara ilegal. Sedikitnya 54 orang tewas dalam aksi protes menentang hasil pemilu, dan Wine kemudian ditempatkan dalam tahanan rumah.
Partai National Unity Platform (NUP) pimpinan Wine kini memiliki kursi terbanyak di antara pihak oposisi di parlemen, dengan dukungan besar berasal dari komunitas kelas pekerja di wilayah perkotaan.
Museveni mendorong para pendukungnya untuk mendukung visinya bagi masa depan Uganda setelah pejabat pemilu mengumumkan pencalonannya di dekat Kampala pada Selasa. Amandemen konstitusi tahun 2017 menghapus batas usia presiden yakni 75 tahun, memungkinkannya memperpanjang kekuasaan.
Kekhawatiran atas Intimidasi
Wartawan Al Jazeera, Catherine Soi, yang melaporkan dari Kampala, menyatakan Wine tetap menjadi “rival utama” Museveni.
“Dia mengatakan pemilu terakhir dicurangi, suaranya dicuri, dan dia menyatakan hal ini tidak akan terulang lagi,” ujar Soi.
“Partai dan pendukungnya juga mengeluhkan bahwa mereka mengalami intimidasi dalam masa persiapan pemilu ini. Mereka menyebut sebagian dari mereka ditangkap, sementara yang lain diculik, diduga oleh aparat keamanan.”
Soi menambahkan bahwa ketua Komisi Pemilihan Umum mengatakan kepada Al Jazeera bahwa lembaga tersebut berusaha menciptakan ruang aman bagi oposisi untuk berkampanye dan memastikan polisi tidak bertindak terlalu keras.
“Namun, banyak warga Uganda yang khawatir dengan situasi yang terjadi, dan mereka tidak percaya bahwa pemilu ini akan berlangsung bebas, adil, ataupun kredibel.”
Figur oposisi terkemuka lainnya, Kizza Besigye (68), masih mendekam di penjara di Kampala atas dakwaan makar setelah ditangkap dari Kenya pada November lalu. Ia membantah telah melakukan kesalahan. Besigye telah menantang Museveni dalam empat pemilu tanpa hasil.