Pemimpin Kudeta Mali Diberikan Masa Jabatan Lima Tahun

Pemimpin militer Mali, Jenderal Assimi Goïta, telah diberikan masa jabatan presiden selama lima tahun oleh parlemen transisi, yang dapat diperpanjang tanpa pemilu.

Pemimpin junta ini, yang telah merebut kekuasaan dua kali, tahun lalu berjanji mengembalikan demokrasi, tapi tak pernah terwujud.

Rancangan undang-undang yang memberinya mandat baru menyatakan transisi akan berlangsung “sesering yang diperlukan” sampai Mali “stabil.”

Ini memungkinkan Jend. Goïta memimpin negara Afrika Barat itu hingga minimal 2030, dengan kekhawatiran langkah ini bisa menekan oposisi atau pendapat berbeda.

Pemimpin militer berusia 41 tahun itu diangkat sebagai presiden transisi setelah kudeta terakhirnya pada 2021.

Waktu itu dia berjanji menggelar pemilu tahun berikutnya—tapi ingkari janji, menghambat upaya pemulihan pemerintahan multipartai.

RUU transisi disetujui secara bulat Kamis oleh 131 anggota Dewan Transisi Nasional, yang terdiri dari 147 legislator.

Dewan telah mengadopsi langkah ini pada April.

Ketua badan legislatif, Malick Diaw, menyebut perkembangan ini “langkah besar dalam pembangunan kembali Mali.”

“Pengesahan teks ini sesuai dengan kehendak rakyat,” katanya.

RUU ini memperbolehkan presiden transisi, pemerintah, dan anggota legislatif mencalonkan diri dalam pemilu presiden dan umum.

Pemerintahan militer berupaya meredam kekerasan jihadis yang dilancarkan kelompok terkait ISIS dan al-Qaeda.

Sejak berkuasa, pemimpin junta bersekutu dengan pemimpin kudeta di Burkina Faso dan Niger, mengalihkan kawasan ke Rusia setelah putus hubungan dengan mantan penjajah Prancis.

Jend. Goïta juga menarik Mali dari kelompok regional Ecowas atas tuntutan pemulihan demokrasi. Burkina Faso dan Niger juga keluar.

Dia pertama kali melakukan kudeta pada Agustus 2020, menggulingkan Presiden Ibrahim Boubacar Keïta setelah protes besar menentang pemerintahannya dan penanganan pemberontakan jihadis.

Namun, serangan-serangan ini terus berlanjut bahkan makin intens sejak ia berkuasa.

MEMBACA  Wali Kota Jerman Alami Luka Kritis dalam Serangan Penusukan, Menurut Polisi

Jend. Goïta menyerahkan kekuasaan ke pemerintah sementara yang seharusnya mengawasi transisi ke pemilu dalam 18 bulan.

Dia sempat ingin memimpin pemerintahan itu, tapi Ecowas bersikukuh meminta pemimpin sipil.

Tak puas dengan kinerja transisi sipil, dia kembali merebut kekuasaan pada Mei 2021.

Anda mungkin juga tertarik:

[Getty Images/BBC]

Kunjungi BBCAfrica.com untuk berita lebih lanjut dari benua Afrika.

Ikuti kami di Twitter @BBCAfrica, di Facebook BBC Africa, atau di Instagram bbcafrica.

Podcast BBC Africa