Paket berwarna cerah ini memiliki desain yang halus dengan perpaduan warna ombre merah muda dan hijau limau. Nikotin di dalamnya dibungkus dengan rasa “strawberry kiwi”.
Kian hari, rokok elektrik sekali pakai seperti ini semakin banyak berada di tangan anak-anak. Menurut Action on Smoking and Health, sebuah lembaga kesehatan masyarakat independen, satu dari lima anak muda di Inggris antara usia 11 hingga 17 tahun mencoba vaping tahun lalu.
Tidak lama lagi, rokok elektrik sekali pakai ini akan dilarang di Inggris. Perdana Menteri Rishi Sunak mengumumkan hal ini pada hari Senin, ketika ia memperkenalkan serangkaian langkah-langkah untuk melarang rokok elektrik sekali pakai, membatasi rasa, dan mengatur kemasan serta tampilan produk.
Inggris mengikuti langkah beberapa negara lain, serta sejumlah negara bagian di Amerika Serikat, yang sudah mengambil tindakan untuk mengurangi vaping pada anak di bawah umur. Kemasan yang berwarna-warni dan trendi serta rasa buah atau permen terbukti menarik bagi remaja dan anak-anak.
Sunak mengatakan bahwa larangan ini, yang merupakan bagian dari undang-undang yang masih harus disetujui oleh Parlemen, bertujuan untuk menghentikan “salah satu tren yang paling mengkhawatirkan saat ini” sebelum menjadi “endemik”.
“Impak jangka panjang dari vaping masih belum diketahui dan nikotin di dalamnya bisa sangat adiktif, jadi meskipun vaping bisa menjadi alat yang berguna untuk membantu perokok berhenti, memasarkan rokok elektrik kepada anak-anak tidak dapat diterima,” ujar Sunak dalam sebuah pernyataan.
Andrea Leadsom, Menteri Kesehatan Inggris, mengatakan langkah-langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa rokok elektrik ditujukan kepada orang dewasa yang ingin berhenti merokok, bukan anak-anak.
“Nikotin sangat adiktif, jadi tidak dapat diterima jika anak-anak mendapatkan produk-produk ini, banyak di antaranya jelas-jelas didesain untuk menarik minat anak muda,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Survei terbaru menunjukkan peningkatan tajam jumlah anak muda yang menggunakan rokok elektrik di Inggris. Pada tahun 2023, 20,5 persen anak usia 11 hingga 17 tahun telah mencobanya, naik dari 15,8 persen pada tahun 2022 dan 13,9 persen pada tahun 2020, menurut data dari Action on Smoking and Health.
Lembaga kesehatan masyarakat tersebut mengatakan bahwa sebagian besar anak-anak menggunakan rokok elektrik sekali pakai, dan merek yang paling populer adalah Elf Bar, dengan rasa buah atau minuman ringan yang paling banyak digunakan oleh kelompok usia ini.
Rokok elektrik sekali pakai, yang mengandung baterai lithium, juga merusak lingkungan, dengan perkiraan lima juta rokok elektrik sekali pakai dibuang setiap minggu di Inggris pada tahun 2023, naik dari 1,3 juta pada tahun sebelumnya, menurut statistik pemerintah.
Minggu lalu, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap penggunaan rokok elektrik yang semakin meningkat pada anak-anak muda, dan ia mendesak negara-negara anggota untuk “mengambil tindakan cepat dalam menghadapi ancaman ini”.
Berbicara dalam pertemuan pejabat kesehatan masyarakat di Jenewa pada hari Rabu, Dr. Tedros mengatakan bahwa meskipun industri tembakau menganggap vaping tidak berbahaya, “sebenarnya, vaping sangat berbahaya dan merugikan anak-anak”.
“Mereka (industri rokok elektrik) menarik minat mereka dengan menganggapnya sebagai sesuatu yang cerdas, modis, keren,” katanya tentang upaya produsen rokok elektrik untuk memasarkannya kepada anak-anak muda, “Dan kemudian mereka akan menjadi pelanggan industri tembakau seumur hidup, itulah yang terjadi saat ini”.
Ia menyamakan hal ini dengan “sejarah yang berulang dengan bentuk yang berbeda, nikotin yang sama dengan kemasan yang berbeda”, menarik paralel antara awal pemasaran rokok kepada anak muda.
Meskipun tidak ilegal bagi orang di bawah 18 tahun untuk merokok atau menggunakan rokok elektrik di Inggris, adalah ilegal bagi produk-produk tersebut dijual kepada mereka. Dengan melarang rokok elektrik sekali pakai, dan membatasi rasa dan kemasan rokok elektrik isi ulang, pemerintah berharap akan jauh lebih tidak mungkin bagi anak-anak muda untuk bereksperimen dengan e-rokok.
Langkah-langkah yang diumumkan pada hari Senin ini adalah bagian dari strategi lebih luas pemerintah untuk mengurangi penggunaan tembakau secara keseluruhan. Tahun lalu, Sunak mengumumkan rencana untuk membuat penjualan rokok menjadi ilegal bagi mereka yang lahir pada atau setelah 1 Januari 2009, sehingga mereka yang berusia 15 tahun atau lebih muda pada tahun ini tidak akan pernah bisa membelinya secara legal.
Negara-negara lain juga berupaya untuk mengurangi daya tarik rokok elektrik bagi anak-anak muda. Australia mengeluarkan undang-undang yang melarang semua penggunaan rokok elektrik tanpa resep dokter pada akhir tahun lalu. Anggota parlemen Prancis mendukung usulan untuk melarang rokok elektrik sekali pakai. Sementara itu, Selandia Baru telah mengatur regulasi terkait pemasaran rokok elektrik kepada anak-anak.