Pemerintah AS Hentikan Sebagian Pengiriman Senjata ke Ukraina, Menurut Gedung Putih

Amerika Serikat telah menghentikan beberapa pengiriman senjata ke Kyiv, kata Gedung Putih, seiring eskalasi perang Rusia melawan Ukraina.

Keputusan ini diambil “untuk memprioritaskan kepentingan AS” setelah Departemen Pertahanan meninjau “dukungan militer dan bantuan AS ke negara lain,” ujar juru bicara Gedung Putih Anna Kelly pada Selasa.

AS telah mengirim puluhan miliar dolar bantuan militer ke Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran pada Februari 2022, memicu kekhawatiran di kalangan pemerintahan Trump bahwa cadangan senjata AS terlalu menipis.

Pemerintah Ukraina belum memberi komentar terkait pengumuman ini. Pejabat AS juga tidak segera merinci pengiriman senjata mana yang dihentikan.

Menurut kantor berita Reuters, rudal pertahanan udara dan amunisi presisi termasuk di antara senjata yang terdampak.

“Departemen Pertahanan terus menyediakan opsi yang kuat bagi Presiden untuk melanjutkan bantuan militer ke Ukraina,” kata Elbridge Colby, Wakil Menteri Pertahanan AS uratan Kebijakan.

Namun, tambah Colby, “Departemen juga secara ketat mengevaluasi dan menyesuaikan pendekatan untuk mencapai tujuan ini sembari memastikan kesiapan pasukan AS bagi prioritas pertahanan pemerintahan.”

Seorang pejabat AS mengatakan keputusan ini didasari kekhawatiran akan cadangan militer AS yang terlalu rendah, dilaporkan oleh CBS News, mitra media BBC di AS.

“Kekuatan Angkatan Bersenjata AS tak perlu diragukan—tanyakan saja pada Iran,” tambah Kelly, merujuk pada serangan AS ke tiga situs nuklir Iran bulan lalu.

Keputusan ini muncul tak lama setelah Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di KTT NATO di Belanda pekan lalu.

Saat ditanya BBC tentang penyediaan tambahan sistem rudal Patriot untuk Ukraina, Trump mengatakan pejabat AS “akan memeriksa apakah kami bisa menyediakan beberapa.”

MEMBACA  Mungkinkah Xi dan Putin Memiliki Gagasan yang Benar?

Menyinggung pembicaraannya dengan Zelensky, Trump berkata, “Kami sempat bersitegang, tapi ia sangat baik.”

Keduanya terlibat konflik panas di Ruang Oval pada Maret tahun ini. Setelahnya, Trump menghentikan sementara bantuan militer untuk Ukraina yang telah dialokasikan pemerintahan Biden sebelumnya. Berbagi intelijen dengan Ukraina juga ditangguhkan.

Namun, kedua penundaan itu akhirnya dicabut.

Akhir April lalu, AS dan Ukraina menandatangani kesepakatan yang memberi AS akses ke cadangan mineral Ukraina sebagai imbalan bantuan militer.

Terpisah, Presiden Prancis Emmanuel Macron berbincang dengan rekan Rusianya Vladimir Putin pada Selasa—pertama kali dalam lebih dari dua setengah tahun.

Mereka berbicara via telepon selama lebih dari dua jam, kata kantor Macron, menambahkan bahwa presiden Prancis itu mendorong gencatan senjata di Ukraina.

Putin membalas dengan menyalahkan Barat atas konflik ini. Pernyataan Kremlin menyebut Putin mengingatkan Macron bahwa negara-negara Barat “selama bertahun-tahun mengabaikan kepentingan keamanan Rusia” dan “membentuk pangkalan anti-Rusia di Ukraina.”

Penghentian bantuan militer AS terjadi saat Rusia meningkatkan serangannya ke Ukraina.

Akhir pekan lalu, Rusia melancarkan salah satu serangan udara terbesar sejak perang dimulai, menggunakan lebih dari 500 jenis senjata, termasuk drone, rudal balistik, dan rudal jelajah.

Pada Selasa, tiga orang tewas dalam serangan Ukraina ke pabrik Rusia di Izhevsk, lebih dari 1.000 km dari perbatasan Ukraina.

Saat ini, Moskwa menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina, termasuk Semenanjung Krimea yang dicaplok pada 2014.