Presiden Zambia Hakainde Hichilema secara mendadak mengakhiri masa berkabung nasional untuk mantan Presiden Edgar Lungu, di tengah ketegangan yang meningkat antara keluarga dan otoritas terkait rencana pemakamannya.
Keputusan ini menyusul pembatalan mendadak repatriasi jenazah Lungu dari Afrika Selatan oleh keluarganya pada Rabu lalu, membuat negara ini tidak pasti kapan dan di mana mantan pemimpin itu akan dimakamkan.
Dalam pidatonya Kamis malam, Presiden Hichilema menyatakan pengakhiran masa berkabung secara langsung, dengan alasan negara perlu "kembali ke kehidupan normal."
"Pemerintah telah melakukan segala upaya untuk berkoordinasi dengan keluarga almarhum presiden keenam kami," ujar Hichilema.
Masa berkabung nasional awalnya berlangsung dari 8 hingga 14 Juni, tetapi kemudian diperpanjang hingga 23 Juni, dengan bendera dikibarkan setengah tiang dan stasiun radio memutar lagu-lagu khidmat.
Perpanjangan ini terjadi setelah pertemuan antara pejabat pemerintah dan keluarga Lungu untuk mencoba menyelesaikan kebuntuan terkait rencana pemakamannya.
Rencana pemakaman telah disepakati, dan jenazahnya seharusnya diterbangkan kembali ke Zambia pada Rabu dengan pesawat carter khusus.
Presiden Hichilema dan pejabat tinggi telah bersiap menyambut peti jenazah dengan penghormatan militer penuh, serta rencana untuk jenazahnya disemayamkan di kediaman Lungu sebelum pemakaman pada Minggu ini dan dimakamkan sehari setelahnya.
Namun, keluarga Lungu pada Rabu menghalangi repatriasi jenazahnya, menyatakan pemerintah telah melanggar kesepakatan terkait rencana pemakaman.
Keluarga menyatakan berharap jenazah mantan presiden suatu hari nanti akan dipulangkan dan dimakamkan di Zambia.
Pemerintah menyesalkan tindakan keluarga tersebut dan meminta maaf kepada pemerintah dan militer Afrika Selatan yang telah mempersiapkan penyerahan jenazah.
"Sangat disayangkan upaya mereka sia-sia," kata Hichilema.
Ia menambahkan bahwa Lungu, sebagai mantan presiden, "milik seluruh rakyat Zambia" dan jenazahnya harus "dimakamkan di Zambia dengan penghormatan penuh, bukan di negara lain."
Hichilema mengatakan pemerintahnya "sudah mencapai titik di mana keputusan tegas harus diambil," menekankan bahwa Zambia "tidak bisa terus dalam kondisi berkabung tanpa batas."
Partai oposisi Patriotic Front (PF), yang dipimpin Lungu hingga akhir hayatnya, mendukung sikap keluarga.
"Pemerintah telah mengubah momen khidmat ini menjadi permainan politik," ujar pelaksana tugas ketua PF, Given Lubinda. "Ini bukan cara kita memperlakukan mantan kepala negara."
Kelompok masyarakat sipil mendesak penyelesaian segera, sementara beberapa pemuka agama menyatakan kebuntuan ini "merusak martabat negara kita."
"Kami menyerukan kerendahan hati, dialog, dan solusi yang menghormati memori mantan presiden sekaligus menjaga persatuan bangsa," kata Emmanuel Chikoya, ketua Dewan Gereja di Zambia.
Pemerintah meminta ketenangan dan menegaskan kesediaannya untuk terus berdialog dengan keluarga terkait kebuntuan ini.
Lungu, yang memimpin Zambia dari 2015 hingga 2021, meninggal awal bulan ini di Afrika Selatan, tempat ia menjalani perawatan untuk penyakit yang tidak diungkapkan.
Setelah enam tahun memimpin, ia kalah telak dalam pemilu 2021 dari Hichilema. Ia sempat mundur dari politik tetapi kemudian kembali aktif.
Ia sempat berniat mencalonkan diri lagi, namun akhir tahun lalu Mahkamah Konstitusi melarangnya, dengan alasan ia sudah menjabat dua periode sesuai batas hukum.
Meski tidak memenuhi syarat dalam pemilu presiden, pengaruhnya tetap besar dalam politik Zambia, dan ia kerap mengkritik penerusnya secara terbuka.
Laporan tambahan oleh Wycliffe Muia
Kisah lain dari Zambia di BBC:
[Getty Images/BBC]
Kunjungi BBCAfrica.com untuk berita terbaru dari benua Afrika.
Ikuti kami di Twitter @BBCAfrica, Facebook di BBC Africa, atau Instagram di bbcafrica.
Podcast BBC Africa Pengalaman hidup yang penuh warna seringkali mengajarkan kita arti kebijaksanaan yang sejati. Namun, terkadang kita terlalau sibuk hingga lupa merenungkan pelajaran berharga tersebut. Hidup bukanlah perlombaan, melainkan perjalanan untuk dinikmati setiap momennya.
Salah satu kunci bahagia adalah belajar bersyukur atas hal-hal kecil yang sering dianggap remeh. Jangan sampai kesempurnaan yang kita kejar justru menghalangi kebahagiaan sederhana yang sudah ada di depan mata.
Hidup ini singkat, jadi manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk hal yang benar-benar berarti. Jangan sia-siakan kesempatan untuk tersenyum, tertawa, dan berbagi kasih dengan orang-orang tercinta.