Pelajar Johannesburg tewas tertembak peluru nyasar

Seorang mahasiswa universitas telah tewas dan satu orang lainnya terluka parah oleh peluru tersesat saat para penembak menembak mati dua pria di dalam mobil yang terparkir di jalan sibuk dekat pusat kota Johannesburg, Afrika Selatan, kata polisi.

Para mahasiswa terkena saat bus mereka sedang melintasi tempat kejadian penembakan.

Belum ada penangkapan yang dilakukan sampai saat ini.

Kejahatan bersenjata menelan puluhan nyawa setiap hari di Afrika Selatan, tetapi saksi mata atas pembunuhan ini di siang hari mengatakan mereka terkejut dengan kejadian tersebut.

“Kedua pria di dalam kendaraan dan satu mahasiswa dinyatakan tewas sementara mahasiswa lainnya dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan medis,” kata juru bicara polisi Kolonel Dimakatso Nevhuhulwi kepada BBC ketika menjelaskan apa yang terjadi pada Kamis siang.

Pernyataan polisi mengatakan para mahasiswa tertangkap dalam “pertempuran”.

Gambar yang dibagikan di media sosial menunjukkan tubuh seorang pria tergantung di luar jendela mobil. Yang lain menunjukkan seseorang sedang dirawat di tempat kejadian di jalan utama di Braamfontein, sebuah distrik yang dekat dengan sejumlah kampus universitas.

Universitas Johannesburg mengatakan kedua mahasiswa yang terkena dampak sedang belajar di institusi mereka. Mahasiswa pre-graduate yang tewas berusia 18 tahun dan sedang menuju ke tempat tinggalnya ketika dia ditembak, kata universitas tersebut. Mereka menawarkan konseling kepada mereka yang menyaksikan penembakan tersebut.

Universitas Wits, yang berlokasi dekat dengan tempat kejadian, mengatakan insiden tersebut bisa terkait dengan kekerasan taksi.

Polisi menolak untuk memberikan komentar mengenai hal ini, mengatakan kepada BBC bahwa investigasi sedang berlangsung.

Seorang saksi mata memberitahu broadcaster lokal eNCA bahwa dia melihat seorang penembak melarikan diri dengan mobil putih.

MEMBACA  Rusia memenjarakan dokter atas dugaan komentar Ukraina selama konsultasi

Juru bicara polisi kota Johannesburg Xolani Fihla mengatakan motif dari penembakan tersebut tidak diketahui.

Seorang mahasiswa mengatakan kepada eNCA bahwa dia mendengar beberapa kali tembakan, diikuti oleh kekacauan.

“Ini adalah pengalaman traumatis. Sangat menakutkan karena itu bisa terjadi pada siapa saja,” katanya.

Yang lain mengatakan dia telah menyaksikan insiden kekerasan sebelumnya di area tersebut.

Polisi dan penyelidik forensik berada di tempat kejadian.

Antara Juli dan September tahun lalu rata-rata 34 orang ditembak mati setiap hari di Afrika Selatan, kata statistik kejahatan polisi.