Negara Italia menyatakan telah memblokir penjualan senjata ke Israel, namun sungguh tak dapat diterima bahwa, berkat celah-celah birokratis, senjata-senjata tersebut dapat melintasi Italia dari negara lain,” ujar Barattoni.
Pelabuhan Adriatik Italia di Ravenna pada Kamis menolak masuknya dua truk yang dikabarkan membawa persenjataan menuju Israel, seiring dengan meningkatnya protes di kalangan buruh pelabuhan dan kelompok-kelompok buruh lainnya terhadap serangan ofensif di Gaza.
Wali kota Ravenna dari kubu tengah-kiri, Alessandro Barattoni, mengatakan kepada wartawan bahwa otoritas pelabuhan telah menerima permintaan dari dirinya dan pemerintah daerah untuk menolak akses bagi truk-truk yang mengangkut bahan peledak yang tengah dalam perjalanan menuju pelabuhan Haifa di Israel.
“Negara Italia menyatakan telah memblokade penjualan senjata ke Israel, tetapi sungguh tak dapat diterima bahwa, berkat celah birokratis, persenjataan itu dapat melintas melalui Italia dari negara-negara lain,” kata Barattoni dalam sebuah pernyataan.
Ia tidak memberikan rincian mengenai asal muasal kontainer-kontainer tersebut ataupun bukti mengenai isinya.
Tindakan serupa untuk memblokir pengiriman senjata ke Israel telah diambil oleh buruh pelabuhan di negara-negara Eropa lainnya, seperti Prancis, Swedia, dan Yunani.
Pelabuhan Adriatik Italia di Ravenna. (kredit: Wikimedia Commons)
Keputusan Ravenna merefleksikan mobilisasi yang semakin menguat di Italia menentang serangan Israel dan mendukung flotila internasional yang berupaya mengirimkan bantuan untuk rakyat Palestina.
Seorang juru bicara dari kedutaan besar Israel di Roma menyatakan bahwa mereka tidak memiliki informasi yang cukup terperinci mengenai kasus tersebut dan karenanya enggan berkomentar. Pemerintah Israel terkadang menuduh negara-negara Eropa bersikap bias terhadapnya dan menelan mentah-mentah propaganda Hamas.
Serikat pekerja mogok untuk mendesak pemerintah mengakhiri perjanjian dengan Israel, mengakui Palestina
Pada Jumat, badan serikat pekerja terbesar di Italia, CGIL, akan menggelar mogok kerja nasional setengah hari dan unjuk rasa di Roma serta kota-kota lain, sementara pada 22 September, dua serikat pekerja lainnya akan menghentikan pekerjaan dan berupaya memblokir aktivitas di pelabuhan-pelabuhan besar Genoa dan Livorno.
“Kami tak akan membiarkan satu pun peniti melewati pelabuhan,” kata Riccardo Rudino dari serikat buruh pelabuhan Calp di Genoa.
CGIL menyatakan bahwa protes mereka bertujuan untuk menciptakan tekanan pada pemerintah Perdana Menteri Giorgia Meloni “untuk menangguhkan semua perjanjian kerja sama dagang dan militer dengan Israel, mencabut embargo kemanusiaan, dan mengakui Negara Palestina.”
Menteri Luar Negeri Antonio Tajani mengatakan pada Kamis bahwa Italia akan mendukung sanksi UE terhadap para pemukim Israel yang melakukan kekerasan dan para menteri Israel yang membuat komentar “tak dapat diterima” mengenai Gaza dan Tepi Barat, serta terbuka untuk mempertimbangkan sanksi perdagangan.