LIMA, Peru (AP) — Pekerja utilitas yang sedang menggali parit untuk memperluas jaringan gas bawah tanah di ibu kota Peru menemukan dua makam pra-Inka pada Kamis lalu. Salah satunya kosong, tapi yang lain berisi sisa-sisa individu berusia 1.000 tahun, bersama empat bejana tanah liat dan tiga artefak dari kulit labu.
Bukan pertama kali Cálidda, perusahaan yang mendistribusikan gas alam di Lima, menemukan peninggalan arkeologis. Selama lebih dari dua dekade kerja penggalian untuk memperluas jaringan bawah tanah, perusahaan ini mengklaim telah membuat lebih dari 2.200 temuan.
Menurut arkeolog José Aliaga, ikonografi bejana dan warnanya yang hitam, putih, serta merah “memungkinkan kita untuk menghubungkannya dengan budaya Chancay pra-Inka,” yang diperkirakan berusia 1.000 hingga 1.470 tahun. Aliaga mengatakan kepada The Associated Press bahwa individu tersebut ditemukan terbungkus dalam kain lapuk, dalam posisi duduk dengan kaki menekuk ke dada, dan timnya akan terus membersihkan sisa-sisa itu.
“Lima unik di antara ibu kota Amerika Latin,” kata Aliaga, “karena berbagai temuan arkeologis sering muncul hampir di setiap proyek sipil.”
Ibu kota Peru, kota berpenduduk 10 juta jiwa, memiliki lebh dari 400 situs arkeologi dari era Inka (abad ke-15) atau lebih awal, yakni masa pra-Inka, menurut Kementerian Kebudayaan.
Pada Kamis itu, pejalan kaki berhenti sejenak untuk melihat lokasi penguburan, bahkan ada yang mengeluarkan ponsel untuk mengambil foto.
“Saya selalu kira ini jalur yang tak pernah dihuni,” ujar Flor Prieto, yang sedang berjalan bersama putrinya yang berusia 7 tahun. “Tapi sekarang saya tahu ada orang yang lebih tua dari suku Inka pernah tinggal di sini… rasanya sangat menggugah.”
“Sangat umum menemukan peninggalan arkeologis di pesisir Peru, termasuk Lima, utamanya elemen pemakaman: makam, penguburan, dan di antaranya, individu yang dimumi