Pejabat Kriket Malawi Teratas Meninggal setelah ‘Kekerasan Tanpa Hati’

Kriket Malawi sedang berduka setelah kematian pejabat teratas Arjun Menon pada Sabtu malam. Sebuah pernyataan dari Dewan Olahraga Nasional Malawi (MNCS) mengatakan bahwa pria berusia 48 tahun itu telah “dibunuh dengan kejam” di kediamannya di Blantyre. Polisi setempat di negara Afrika Selatan tersebut belum mengeluarkan pernyataan menyusul kematian Menon. Menon, seorang penjaga gawang yang mewakili Singapura lima kali di level senior, adalah manajer operasional Kriket Malawi. CEO MNCS Dr Henry Kamata mengatakan kontribusi Menon terhadap olahraga tersebut “besar dan luas” dan bahwa ia telah memainkan peran “sentral” dalam pertumbuhan dan kesuksesan tim nasional. “Kami sangat mengutuk tindakan kekerasan yang kejam ini dan mendesak otoritas penegak hukum untuk mengejar semua petunjuk untuk memastikan bahwa orang yang bertanggung jawab segera dibawa ke pengadilan,” tambah Dr Kamata dalam pernyataan yang diposting di media sosial. “Kami mengucapkan belasungkawa yang tulus kepada keluarga Arjun, teman-teman, komunitas kriket, dan semua yang terkena dampak oleh kehilangan tragis ini.” Menon sebelumnya pernah melatih Singapura dan juga pernah bekerja di Chili, Botswana, dan Indonesia. “Arjun lebih dari sekadar pelatih; dia adalah mentor, pemimpin, dan perwujudan nilai-nilai Singapura tentang keunggulan, kerendahan hati, dan pelayanan,” kata pernyataan dari Asosiasi Kriket Singapura. “Warisannya terus hidup dalam para pemain yang dibentuknya dan komunitas yang dia bangkitkan di seluruh benua.”

MEMBACA  Siswa Jerman memberikan salam sayap kanan jauh di kamp konsentrasi Auschwitz