Juru bicara PBB menyatakan insiden tersebut melibatkan drone yang menjatuhkan granat di dekat sebuah patroli, serta tank yang membuka tembakan terhadap pasukan penjaga perdamaian.
Dipublikasikan pada 27 Okt 2025
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Prancis telah mengecam serangan Israel yang mengenai pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan pada Senin bahwa serangan sehari sebelumnya terhadap pasukan UNIFIL, yang menurutnya melibatkan drone Israel menjatuhkan granat di sekitar sebuah patroli, serta tank yang menembaki penjaga perdamaian dekat kota perbatasan Kfar Kila, merupakan tindakan "sangat, sangat berbahaya".
Cerita Rekomendasi
Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) bekerja sama dengan angkatan bersenjata Lebanon untuk menegakkan gencatan senjata yang disepakati tahun lalu antara Israel dan kelompok bersenjata Lebanon, Hezbollah. Israel telah melanggar gencatan senjata tersebut hampir setiap hari.
Kementerian Eropa dan Urusan Luar Negeri Prancis juga mengecam "tembakan Israel yang menyasar detachment UNIFIL" dan mencatat bahwa insiden ini mengikuti serangan-serangan serupa pada tanggal 1, 2, dan 11 Oktober.
Dujarric mengatakan: "Ini bukan pertama kalinya kami merasa menjadi sasaran dalam berbagai cara oleh [angkatan bersenjata Israel, termasuk] mengarahkan laser atau tembakan peringatan." Ia menambahkan bahwa rekan-rekannya di UNIFIL sedang berkoordinasi dengan militer Israel untuk "memprotes dengan keras" serangan-serangan tersebut.
Pada hari Minggu, UNIFIL melaporkan sebuah drone Israel terbang di atas patrolinya dengan "cara yang agresif", dan menyatakan bahwa pasukan penjaga perdamaiannya "menerapkan langkah-langkah kontra defensif yang diperlukan untuk menetralisir drone tersebut". Tidak ada laporan korban luka-luka maupun kerusakan.
Israel masih menduduki lima posisi di Lebanon selatan dan telah melancarkan serangan hampir setiap hari yang menentang gencatan senjata. Setidaknya dua saudara laki-laki tewas dalam serangan di desa al-Bayyad di distrik Tyre pada hari Senin.
Kantor berita resmi Lebanon ANI menyatakan bahwa keduanya tewas dalam serangan terhadap sebuah penggergajian kayu di al-Bayyad.
Tiga orang tewas pada hari Minggu dalam serangan di Lebanon selatan dan timur.
Militer Israel menyatakan bahwa mereka menyasar anggota Hezbollah dan infrastrukturnya, namun para pemimpin Lebanon menuduh Israel berupaya menghambat rekonstruksi dengan menyerang mesin-mesin seperti ekskavator dan buldoser.
Angkatan bersenjata Israel mengatakan bahwa serangan mereka pada hari Minggu menyasar seorang pedagang senjata yang bekerja untuk Hezbollah dan seorang pria lain yang "mendukung upaya kelompok tersebut untuk membangun kembali kapasitas aksi militernya".
Hezbollah, yang sangat dilemahkan oleh serangan-serangan Israel, menyatakan siap untuk membela diri. "Kemungkinan perang ada tetapi tidak pasti; hal itu tergantung pada kalkulasi mereka," ujar pemimpin Hezbollah Naim Qassem, merujuk pada Israel.
Pemerintah Amerika Serikat telah mendesak Lebanon agar kelompok tersebut menyerahkan senjatanya kepada angkatan bersenjata negara itu.
Utusan AS untuk Timur Tengah, Morgan Ortagus, tiba di Beirut pada Senin malam, di mana ia dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin Lebanon.