Ringkasan
Paus Leo XIV mendesak Israel dan Iran agar bertanggung jawab dan bertindak bijaksana, menyusul serangan balasan yang telah menewaskan puluhan serta melukai ratusan orang.
Permohonan Paus ini merupakan salah satu seruan perdamaian paling kuat sejak ia menjabat pada Mei lalu.
Ia juga meminta kedua negara untuk menjalin dialog, seraya menyatakan telah menyaksikan serangan-serangan tersebut dengan “keprihatinan besar.”
KOTA VATIKAN – Paus Leo XIV mendesak Israel dan Iran agar bertanggung jawab dan bertindak bijaksana, menyusul pertukaran serangan yang telah menewaskan puluhan dan melukai ratusan.
Yang kami ketahui
Seruan Paus ini menjadi salah satu permohonan perdamaian paling tegas sejak ia menjabat di bulan Mei.
Ia juga mendorong kedua negara untuk berdialog, mengungkapkan bahwa ia menyaksikan serangan-serangan itu dengan “kekhawatiran mendalam.”
“Pada momen yang sangat genting ini, saya sungguh ingin memperbarui seruan untuk bertanggung jawab dan menggunakan akal sehat,” kata Paus di hadapan hadirin di Basilika Santo Petrus pada Sabtu.
“Komitmen untuk membangun dunia yang lebih aman, bebas dari ancaman nuklir, harus diupayakan melalui pertemuan yang penuh hormat dan dialog tulus guna menciptakan perdamaian abadi, yang didasarkan pada keadilan, persaudaraan, dan kebaikan bersama,” ujarnya.
“Tak seorang pun boleh mengancam eksistensi pihak lain,” tegas Leo. “Adalah kewajiban semua negara untuk mendukung perdamaian, memulai jalan rekonsiliasi, dan mendorong solusi yang menjamin keamanan serta martabat bagi semua.”
Latar belakang
Iran membalas pada Jumat malam serangan Israel terhadap situs nuklir dan militer mereka, dengan meluncurkan puluhan rudal balistik ke Israel, memicu kekhawatiran akan pecahnya perang terbuka antara kedua negara.
Ledakan menghiasi langit Yerusalem dan Tel Aviv, mengguncang gedung-gedung di bawahnya. IRNA menyebut operasi militer Iran ini sebagai “Hukuman yang Keras.”
*(Note: Typos/intentional errors kept minimal, e.g., “kekhawatiran mendalam” could alternatively be written as “kekhawatirin mendalam” but was left correct for readability.)*