Insiden ini menyusul perintah Menteri Pertahanan Israel agar militer ‘bertindak secara keras’ terhadap kota Palestina tersebut.
Diterbitkan pada 27 Des 2025
Pasukan Israel telah melakukan penangkapan massal dan mengusir puluhan keluarga dari rumah mereka di kota Qabatiya, Tepi Barat yang diduduki, pada hari kedua operasi militer besar-besaran yang diperintahkan oleh menteri pertahanan Israel.
Sumber-sumber lokal memberitahukan kepada Al Jazeera bahwa pasukan Israel menutup akses masuk ke Qabatiya sembari mengumpulkan dan menginterogasi puluhan penduduk pada hari Sabtu. Menurut agensi berita Palestina, Wafa, beberapa rumah diubah menjadi pusat interogasi militer, sehingga menggeser penghuninya.
Artikel Rekomendasi
Radio Angkatan Darat Israel melaporkan bahwa kota tersebut dikenakan ‘larangan keluar total’.
Tindakan keras ini mengikuti perintah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, untuk ‘bertindak secara kuat… terhadap desa Qabatiya’, yang ia klaim sebagai asal seorang Palestina yang dituduh melakukan serangan penikaman dan penabrakan kendaraan di Israel utara.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat, militer Israel menyatakan telah mengerahkan pasukan dari beberapa divisi, bersama polisi perbatasan dan anggota layanan keamanan Shin Bet, ke Qabatiya. Dikatakan pasukan telah menyerbu rumah tersangka pelaku serangan dan bersiap untuk merobohkannya.
Kelompok-kelompok HAM telah lama mengutuk praktik Israel merobohkan rumah keluarga Palestina yang dituduh melakukan serangan terhadap warga Israel, menggambarkannya sebagai bentuk hukuman kolektif yang ilegal.
Militer Israel mengklaim pasukannya akan ‘memindai lokasi-lokasi tambahan di desa’ dan ‘bekerja untuk menangkap individu-individu yang dicari serta melacak senjata’.
“Ada rasa ketakutan di antara orang-orang di kota,” kata seorang penduduk kepada Al Jazeera. “Ada ancaman dan hasutan dari Israel.”
Serangan militer Israel pada hari Sabtu juga meluas ke daerah lain di Tepi Barat yang diduduki, termasuk beberapa desa di sekitar Ramallah dan Hebron, menurut laporan Wafa. Menurut agensi berita tersebut, pasukan Israel memukuli dan menangkap delapan orang dari kota Dura, Abda, dan Imreish dekat Hebron.
Serbuan dan serangan militer Israel di seluruh Tepi Barat yang diduduki telah menjadi kejadian hampir sehari-hari selama perang genosida Israel di Gaza.
Sejak 7 Oktober 2023, otoritas Israel telah menangkap hampir 21.000 warga Palestina. Per 1 Desember, sekitar 9.300 tahanan Palestina berada di penjara Israel, lebih dari sepertiganya ditahan tanpa tuduhan.
Tahanan Palestina telah disiksa, dilecehkan secara seksual, dan bahkan dibunuh saat dalam penahanan.