Islamabad, Pakistan – Pakistan has claimed that the hijacking of the Jaffar Express train earlier this week was carried out by “terrorists” communicating with “handlers in Afghanistan”, with allegations that India was behind the incident.
Lieutenant General Ahmed Sharif Chaudhry, the director general of the military’s media wing Inter-Services Public Relations (ISPR), stated during a news conference in Islamabad that India was the main sponsor of the terrorist incident in Balochistan.
Chaudhry also criticized Indian mainstream media for relying on videos from the Baloch Liberation Army (BLA) and accused them of using AI-generated or old footage.
The military operation, named Operation Green Bolan, led to the rescue of 354 passengers and the deaths of 26 passengers and security officials, along with 33 BLA fighters.
The hijacking occurred when BLA terrorists intercepted the train using an explosive device, leading to a standoff that lasted 36 hours. The military deployed aerial units and drones for reconnaissance during the operation.
The BLA segregated passengers based on ethnicity and utilized communication with handlers in Afghanistan. The operation ultimately resulted in the elimination of all fighters without any hostage casualties.
India and Afghanistan have not responded directly to Pakistan’s claims, with Pakistan’s Ministry of Foreign Affairs also blaming them for the incident. Pakistan accuses India of involvement in terrorism on its soil, while India denies these allegations. “Pakistan harus melihat ke dalam dirinya sendiri daripada menyalahkan orang lain atas masalah internal dan kegagalannya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India Randhir Jaiswal dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.
Afghanistan juga menyangkal adanya kaitan antara para penyerang dan wilayahnya.
“Pakistan harus fokus pada keamanannya dan menyelesaikan isu-isu internalnya daripada membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab,” sebuah pernyataan dari Kabul membacanya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri pemerintahan Taliban Abdul Qahar Balkhi juga mendesak Pakistan di media sosial untuk “fokus pada menyelesaikan isu-isu keamanan dan internalnya daripada membuat komentar yang tidak bertanggung jawab”.
Balkhi juga mengklaim bahwa tidak ada anggota BLA yang berada di Afghanistan dan menyangkal adanya kaitan antara kelompok tersebut dan Afghanistan.
Bulan lalu, sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa Taliban Afghanistan, yang berkuasa sejak Agustus 2021, memberikan dukungan kepada Taliban Pakistan (Tehreek-e-Taliban Pakistan atau TTP), yang telah melakukan serangan di Pakistan.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa BLA dilaporkan memiliki hubungan dengan kedua Taliban Pakistan dan ISIL di Provinsi Khorasan (ISKP), menunjukkan adanya konvergensi kelompok bersenjata dengan agenda yang berbeda, namun saling berpotongan.”