Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengancam akan kembali berupaya membunuh para pemimpin Hamas di Qatar jika Doha tidak mengusir para pejabat kelompok tersebut, yang menuai tanggapan keras dari Doha.
Tak gentar oleh kemarahan internasional atas serangan di ibu kota Qatar itu, Netanyahu mengatakan pada Rabu bahwa negara-negara harus “memberi aplaus” kepada Israel atas pengeboman dan pembunuhan yang dilakukannya di seluruh Timur Tengah.
“Saya katakan kepada Qatar dan semua bangsa yang melindungi teroris, kalian harus mengusir mereka atau menyerahkan mereka untuk diadili — karena jika tidak, kamilah yang akan melakukannya,” ujarnya.
Komentar ini muncul sehari setelah Israel melancarkan serangan yang tak terdahulu di Qatar, menargetkan pimpinan senior Hamas di Doha ketika pembahasan proposal gencatan senjata untuk Gaza yang didukung AS sedang berlangsung.
Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Qatar mengeluarkan kecaman atas pernyataan perdana menteri Israel tersebut, menyebutnya sebagai “upaya memalukan … untuk membenarkan serangan pengecut yang menargetkan wilayah Qatar, serta ancaman eksplisit akan pelanggaran kedaulatan negara di masa depan”.
“Netanyahu sepenuhnya sadar bahwa keberadaan kantor Hamas dilakukan dalam kerangka upaya mediasi Qatar yang diminta oleh Amerika Serikat dan Israel,” bunyi pernyataan itu.
“Pernyataan semacam itu hampir tidak mengejutkan, datang dari seorang individu yang mengandalkan retorika ekstrem untuk memenangkan pemilu dan dicari oleh peradilan internasional, menghadapi sanksi yang semakin meningkat setiap harinya – faktor-faktor yang hanya memperdalam isolasinya di panggung global.”
Hanya dalam tiga hari, Israel telah melancarkan serangan di Gaza, Lebanon, Yaman, Suriah, Tunisia, dan Qatar, sembari melanjutkan penggerebekan harian di Tepi Barat yang diduduki. Pada hari Rabu, Israel membunuh 35 orang dalam sebuah serangan di Yaman.
Minggu lalu, Israel dikritik keras karena menjatuhkan granat di dekat Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) di Lebanon selatan.
Jurnalis Al Jazeera Hamdah Salhut mengatakan, “Israel sekali lagi tak segan mencampuri urusan dalam negeri negara lain atau melanggar hukum internasional, dan kedaulatan bangsa-bangsa lain dengan terlibat dalam konflik militer.
“Kita telah menyaksikannya berulang kali di kawasan ini, tetapi tidak hanya selama perang di Gaza. Kita telah melihatnya sepanjang karir politik Netanyahu, dan Netanyahu mengatakan ia akan mengambil tindakan sendiri.
“Israel tampaknya tidak peduli dengan apa yang dipikirkan dunia internasional – terlepas dari segala kritik dan pelanggaran hukum internasional.”
‘Ini adalah teror negara’
Secara terpisah pada hari Rabu, dalam sebuah wawancara dengan CNN, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani menyebut serangan Israel terhadap Doha sebagai “teror negara”.
“Saya tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan betapa murkanya kami atas tindakan seperti ini … ini adalah teror negara,” kata Sheikh Mohammed pada hari Rabu. “Kami merasa dikhianati.”
Perdana menteri menambahkan bahwa Amerika Serikat telah menyatakan dukungannya untuk Qatar “dalam banyak kesempatan”.
Sheikh Mohammed menambahkan bahwa tindakan Israel telah “mengubur segala harapan” bagi para tawanan yang masih berada di Gaza.
“Saya sedang bertemu dengan salah satu keluarga tawanan pada pagi hari serangan terjadi,” ujarnya. “Mereka mengandalkan mediasi [gencatan senjata] ini. Mereka tidak memiliki harapan lain untuk itu.”
“Saya pikir yang telah dilakukan [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu kemarin, ia telah menghancurkan segala harapan bagi para tawanan tersebut,” tambah perdana menteri.
“Ia harus dihadapkan kepada pengadilan,” kata Sheikh Mohammed. “Dialah yang dicari oleh [Mahkamah Pidana Internasional atau ICC].
“Saya pikir seseorang seperti dia mencoba memberikan ceramah tentang hukum — padahal ia melanggar setiap hukum — ia telah melanggar setiap hukum internasional.”
Netanyahu, bersama dengan Mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, dituduh oleh ICC melakukan kejahatan perang terkait tindakan Israel di Gaza.
Negara-negara Teluk merespons
Para pemimpin regional berduyun-duyun ke Doha pascaserangan tersebut. Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan menemui Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, sementara Raja Yordania dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman juga diperkirakan akan tiba.
Serangan ini telah mengirim gelombang kejut di seluruh Teluk, dengan negara-negara yang baru-baru ini mengeksplorasi normalisasi dengan Israel kini bersatu mendukung Qatar.
“Akan ada respons yang datang dari kawasan,” kata Sheikh Mohammed. “Respons ini saat ini sedang dikonsultasikan dan didiskusikan dengan mitra-mitra lain di kawasan.”
Dia mengonfirmasi bahwa sebuah pertemuan puncak Arab-Islam akan diadakan di Doha dalam hari-hari mendatang untuk memutuskan tindakan yang akan diambil.
“Harus ada respons kolektif yang datang dari kawasan,” ujarnya. “Kami berharap untuk sesuatu yang bermakna yang dapat mencegah Israel melanjutkan aksi perundungan ini.”