Angkatan udara Ukraina menyebut Rusia menyerang dengan 215 misil dan drone dalam serangan semalam.
Setidaknya lima orang tewas dan lebih dari 20 terluka setelah Rusia melancarkan serangan besar-besaran misil, drone, dan bom di seluruh Ukraina, menurut pejabat setempat.
Angkatan udara Ukraina menyatakan pada Sabtu bahwa Rusia menyerang dengan 215 misil dan drone semalam, sementara pertahanan udara Ukraina berhasil menembak jatuh dan menetralisir 87 drone serta 7 misil.
Setidaknya tiga orang tewas dan 17 lainnya, termasuk dua anak-anak, terluka di kota Kharkiv di timur laut, ujar Walikota Ihor Terekhov. Ia menyebut serangan ini sebagai yang “terdahsyat” sejak invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada 2022.
Dilaporkan, 48 drone buatan Iran, dua misil, dan empat bom berpandu ditembakkan sebelum fajar ke kota berpenduduk 1,4 juta jiwa yang hanya berjarak 50 km dari perbatasan Rusia.
“Drone masih berputar-putar di atas,” tulis Terekhov di Telegram pukul 04.40 waktu setempat (01.40 GMT), saat sirene serangan udara menggema di seluruh kota. Bangunan perumahan dan infrastruktur sipil mengalami kerusakan parah.
Kota di timur laut itu juga terkena serangan misil pada Kamis lalu yang melukai 18 orang, termasuk empat anak-anak.
Lonjakan Serangan
Di wilayah selatan, pemboman Rusia menghantam kota Kherson, menewaskan sepasang suami istri dan merusak bangunan perumahan, dikonfirmasi Gubernur Oleksandr Prokudin. Di Dnipro, dua perempuan berusia 45 dan 88 tahun terluka dalam serangan terpisah.
Pejabat menyatakan pada Jumat bahwa setidaknya enam orang tewas dan puluhan terluka saat Rusia melancarkan serangan udara di seluruh Ukraina. Tim penyelamat di Lutsk pada Sabtu menemukan satu jenazah lagi, menaikkan korban serangan Jumat menjadi tujuh orang.
Moskow menyebut serangan Jumat dilakukan sebagai balasan atas “aksi teror” Ukraina terhadap Rusia, dengan menargetkan lokasi militer.
Lonjakan serangan Rusia menyusul operasi drone Ukraina pekan lalu yang merusak pesawat militer berkemampuan nuklir di pangkalan udara Rusia jauh di belakang garis depan, termasuk di Siberia. Presiden Vladimir Putin berjanji akan membalas serangan yang dilaporkan direncanakan Kyiv selama 18 bulan dengan drone selundupan ini.
Sementara itu, Ukraina terus mendorong gencatan senjata 30 hari dan menyampaikan proposal terbarunya dalam pembicaraan di Istanbul Senin lalu. Namun Moskow menolak gencatan, bersikeras bahwa perang ini menyangkut kelangsungan hidup nasional.
“Bagi kami, ini masalah eksistensial,” ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Jumat. “Ini menyangkut kepentingan nasional, keamanan, dan masa depan negara kami.”
Putin menuntut Ukraina menarik diri dari empat wilayah yang diduduki sebagian, meninggalkan ambisi NATO, dan menghentikan kerja sama militer dengan Barat – syarat yang ditolak Kyiv sebagai tidak dapat diterima. Presiden Volodymyr Zelenskyy malah mengusulkan pertemuan tiga pihak antara dirinya, Putin, dan Presiden AS Donald Trump.