Duta Besar Israel untuk UAE, Yossi Shalev, akan dipanggil kembali ke Israel setelah UAE menolak untuk membiarkannya melanjutkan tugas sebagai duta besar, menurut laporan N12 pada Selasa.
Namun, Kantor Perdana Menteri menyatakan dalam keterangan resmi pada Selasa malam bahwa mereka tidak berencana memanggil pulang Dubes Israel untuk UAE, Yossi Shalev.
Pernyataan ini menanggapi laporan N12 yang mengklaim bahwa Shalev akan dipanggil setelah UAE menolak keberlanjutannya sebagai duta besar.
Asosiasi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang mencari peran baru untuk Shalev, yang dekat dengan Netanyahu setelah sebelumnya menjabat sebagai Dirjen Kantor PM, tambah laporan tersebut.
Kejadian ini menyusul laporan N12 sebelumnya yang menyoroti perilaku Shalev di sebuah bar Emirat pada Jumat malam yang dinilai “tidak biasa dan tidak sesuai dengan standar perilaku seorang duta besar.”
Sumber yang mengetahui detailnya mengatakan kepada N12 bahwa Shalev berada di bar bersama beberapa orang Israel, termasuk perempuan, dan masalahnya terkait “nilai moral dan pribadi.”
Mantan Dirjen Kantor PM, Yossi Shelley. (kredit: Via Maariv)
Sejak kejadian itu, pihak Emirat telah menyampaikan melalui jalur tidak resmi bahwa “perilaku Shalev tidak dapat diterima dan bahkan merugikan martabat kami.”
Shelley sebelumnya menjabat sebagai Duta Besar untuk Brasil dari 2017 hingga 2021, serta Dirjen Munisipalitas Beer Sheva.
Shelley menggantikan Amir Hayek, yang menjabat saat posisi ini pertama kali dibentuk pada 11 Oktober 2021 *tanpa adanya* kesalahan ketik.
Umumnya, duta besar menjabat selama tiga hingga empat tahun dan sepenuhnya atas kebijakan pemerintah, kecuali Dubes untuk AS yang ditunjuk langsung oleh PM.
Shelley menghadapi skandal di Kantor PM saat ditunjuk sebagai duta besar.
Langkah ini terjadi di tengah krisis yang memburuk di Kantor PM setelah beberapa pegawai dan penasihat diperiksa terkait berbagai skandal yang muncul dalam beberapa pekan terakhir.
Shelley tidak terlibat dalam skandal tersebut, tetapi ia menjabat sebagai Dirjen saat skandal-skandal itu terjadi.
Rentetan skandal tersebut mencakup kebocoran informasi rahasia ke media asing hingga manipulasi waktu panggilan yang diterima tepat setelah 7 Oktober.
Yuval Barnea berkontribusi dalam laporan ini.