Militer Myanmar mengklaim telah merebut salah satu kompleks penipuan paling tersohor di perbatasan dengan Thailand, seiring upayanya merebut kembali wilayah kunci yang hilang dalam perang sipil yang tengah berlangsung.
KK Park, yang terletak di selatan kota perbatasan Myawaddy, telah menjadi sinonim dengan penipuan daring, pencucian uang, dan perdagangan orang selama lima tahun terakhir.
Ribuan orang dipancing ke kompleks tersebut dengan janji pekerjaan bergaji tinggi, kemudian dipaksa untuk menjalankan skema penipuan rumit yang mencuri miliaran dolar dari korban di seluruh dunia.
Militer, yang lama tercoreng karena keterkaitannya dengan bisnis penipuan, kini menyatakan telah mengambil alih kompleks itu seiring ekspansi pengaruhnya di sekitar Myawaddy, penghubung perdagangan utama ke Thailand.
Dalam beberapa pekan terakhir, junta militer berhasil mendesak para pemberontak di beberapa wilayah Myanmar, dengan tujuan memaksimalkan jumlah daerah di mana mereka dapat menyelenggarakan pemilihan umum yang direncanakan, dimulai pada bulan Desember.
Mereka masih belum menguasai sebagian besar wilayah negara, yang telah tercabik-cabik oleh konflik sejak kudeta militer pada Februari 2021. Pemilu tersebut dicap sebagai palsu oleh kekuatan oposisi yang telah bersumpah akan menghalanginya di daerah-daerah yang mereka kuasai.
KK Park bermula dari perjanjian sewa pada awal 2020 untuk membangun kawasan industri antara Karen National Union (KNU)—kelompok pemberontak etnis yang menguasai sebagian besar wilayah ini—dan sebuah perusahaan terbuka Hong Kong yang kurang dikenal, Huanya International.
Para peneliti meyakini adanya hubungan antara Huanya dan tokoh preman Tionghoa terkemuka Wan Kuok Koi, yang lebih dikenal sebagai Broken Tooth, yang sejak itu berinvestasi di pusat-pusat penipuan lain di perbatasan.
Kompleks tersebut berkembang dengan pesat dan mudah terlihat dari sisi perbatasan Thailand.
Mereka yang berhasil melarikan diri menggambarkan rezim brutal yang diterapkan terhadap ribuan orang, banyak di antaranya berasal dari negara-negara Afrika, yang ditahan di sana, dipaksa bekerja berjam-jam, dengan penyiksaan dan pemukulan yang dijatuhkan kepada mereka yang gagal memenuhi target.
Sebuah pernyataan dari kementerian informasi junta menyatakan bahwa pasukannya telah “membersihkan” KK Park, membebaskan lebih dari 2.000 pekerja di sana dan menyita 30 terminal satelit Starlink milik Elon Musk—yang banyak digunakan oleh pusat-pusat penipuan di perbatasan Thailand-Myanmar untuk aktivitas daring.
Pernyataan itu menyalahkan apa yang mereka sebut “teroris” Karen National Union dan pasukan pertahanan rakyat sukarela, yang telah memerangi junta sejak kudeta, karena secara ilegal menduduki kawasan tersebut.
Klaim junta telah menutup pusat penipuan terkenal ini hampir dapat dipastikan ditujukan kepada patron utamanya, Tiongkok. Beijing telah mendesak junta dan pemerintah Thailand untuk berbuat lebih banyak dalam mengakhiri bisnis ilegal yang dijalankan oleh sindikat Tionghoa di perbatasan mereka.
Lebih awal tahun ini, ribuan pekerja Tionghoa dikeluarkan dari kompleks penipuan dan diterbangkan dengan pesawat sewaan kembali ke Tiongkok, setelah Thailand memutus akses pasokan listrik dan bahan bakar.
Namun, KK Park hanyalah satu dari setidaknya 30 kompleks serupa yang terletak di perbatasan. Sebagian besar berada di bawah perlindungan kelompok milisi Karen yang bersekutu dengan junta, dan mayoritas masih beroperasi, dengan puluhan ribu orang menjalankan penipuan di dalamnya.
Bahkan, dukungan dari kelompok-kelompok milisi ini sangat krusial dalam membantu militer mengusir KNU dan kelompok perlawanan lainnya dari wilayah yang mereka rebut selama dua tahun terakhir.
Militer kini mengendalikan hampir seluruh jalan yang menghubungkan Myawaddy dengan wilayah lain di Myanmar, sebuah tujuan yang junta tetapkan sebelum menyelenggarakan tahap pertama pemilu pada bulan Desember.
Mereka telah merebut Lay Kay Kaw, sebuah kota baru yang dibangun untuk KNU dengan pendanaan Jepang pada 2015, pada masa ketika harapan untuk perdamaian abadi di Negara Bagian Karen sempat mengemuka menyusul gencatan senjata nasional.
Itu merupakan pukulan yang lebih signifikan bagi KNU dibandingkan pengambilalihan KK Park, yang meski memberikan sejumlah pendapatan bagi mereka, namun sebagian besar keuntungan finansialnya justru mengalir ke milisi-milisi pro-junta.
Sebuah sumber terpercaya memberitahu BBC bahwa aktivitas penipuan masih berlanjut di KK Park, dan kemungkinan militer hanya mengambil alih sebagian dari kompleks yang luas tersebut.
Sumber tersebut juga meyakini bahwa Beijing memberikan daftar nama warga negara Tionghoa yang mereka inginkan untuk diambil dari kompleks-kompleks penipuan kepada militer Myanmar, dan dikembalikan untuk menghadapi pengadilan di Tiongkok, yang mungkin menjelaskan alasan mengapa KK Park diserang.