QUITO, Ekuador (AP) — Mantan wakil presiden Ekuador yang ditahan tahun lalu saat penggerebekan polisi yang banyak dikritik di kedutaan besar Meksiko di negara Amerika Selatan itu dihukum 13 tahun penjara pada Senin kemarin.
Jorge Glas dituduh menyalahgunakan dana publik yang seharusnya dipakai untuk rekonstruksi dua provinsi terdampak gempa tahun 2016. Gempa tersebut menghancurkan komunitas dan menewaskan ratusan orang.
Glas menjadi wakil presiden pada 2013 di masa pemerintahan Rafael Correa, lalu dicopot dari jabatannya pada Januari 2018 setelah didakwa dalam kasus korupsi terkait perusahaan konstruksi Brasil, Odebrecht.
Hakim Mercedes Caicedo menyatakan dana rekonstruksi pascagempa dialokasikan untuk "bangunan tidak berguna, tidak layak, dan tidak perlu", melanggar hukum, dan yang terpenting, "sama sekali tak menghormati korban."
Pengadilan juga melarang Glas memegang jabatan publik seumur hidup serta mendenda dia $28.800.
Glas sudah menjalani hukuman di penjara berkeamanan maksimum untuk dua kasus korupsi lain. Dia ditahan pada April 2024 saat polisi menerobos kedutaan Meksiko di ibukota Ekuador, Quito, beberapa jam setelah diberikan suaka.
Penyergapan kedutaan itu memicu kemarahan pemimpin dunia yang mengkritik Presiden Ekuador Daniel Noboa.
Kedutaan dianggap sebagai wilayah asing dan "tak boleh dilanggar" menurut Konvensi Wina tentang Hubungan Konsuler, dan aparat penegak hukum negara tuan rumah dilarang masuk tanpa izin duta besar.
Pemerintah Ekuador membela penangkapan itu dengan alasan Glas adalah buronan kasus korupsi, bukan alasan politik, sehingga tidak berhak mendapat perlindungan diplomatik Meksiko.