Mantan Presiden Zambia, Edgar Lungu, telah meninggal dunia pada usia 68 tahun, menurut pernyataan resmi dari partainya.
Front Patriotik menyatakan bahwa ia “sedang menjalani perawatan khusus di Afrika Selatan” untuk penyakit yang tidak diungkapkan.
Lungu memimpin Zambia selama enam tahun sejak 2015, namun kalah telak dalam pemilu 2021 oleh Presiden kini, Hakainde Hichilema.
Setelah kekalahan itu, ia sempat mundur dari politik tapi kemudian kembali ke panggung. Ia berminat mencalonkan diri lagi, namun tahun lalu Mahkamah Konstitusi melarangnya dengan alasan sudah menjabat dua periode – batas maksimal menurut hukum.
Dalam video singkat, putrinya Tasila mengatakan mantan kepala negara itu meninggal di sebuah klinik di Pretoria, ibu kota Afrika Selatan, pukul 06:00 waktu setempat (04:00 GMT) pada Kamis setelah “beberapa pekan terakhir menjalani pengawasan medis”.
“Di saat duka ini, kami menggaungkan semangat ‘Satu Zambia, Satu Bangsa’ – prinsip abadi yang membimbing Presiden Lungu dalam mengabdi,” tambahnya dengan pernyataan yang mengharukan.
Lungu pertama kali jadi presiden Januari 2015 setelah memenangkan pemilu khusus akibat wafatnya Michael Sata.
Setelah menyelesaikan sisa masa jabatan Sata, ia terpilih kembali tahun 2016 dengan meraih sedikit di atas 50% suara.
Namun setelah enam tahun berkuasa, perekonomian Zambia terpuruk dan pengangguran melonjak, sehingga ia kalah hampir satu juta suara pada 2021, dimanfaatkan Hichilema yang menangkap ketidakpuasan publik.
Ia sempat menyatakan pensiun dari politik usai kekalahan, namun kembali aktif tahun 2023 seiring merosotnya popularitas penerusnya.
“Saya siap bertarung di garis depan, bukan belakang, demi demokrasi. Bagi yang siap, ikutlah saya—saya siap menghadapi apapun,” kata Lungu kala itu kepada pendukungnya.