Mantan Pimpinan Reform UK di Wales Divonis 10 Tahun Penjara karena Suap Pro-Rusia

Menurut hakim, Nathan Gill, mantan pimpinan partai Reform UK di Wales, ‘menyalahgunakan posisi otoritas dan kepercayaan’.

Diterbitkan Pada 21 Nov 2025

Mantan pimpinan partai Reform UK di Wales telah dihukum lebih dari 10 tahun penjara karena menerima suap untuk membuat pernyataan pro-Rusia di Parlemen Eropa.

Pengadilan Pidana Pusat London, yang lebih dikenal sebagai Old Bailey, menjatuhkan hukuman 10 tahun dan enam bulan penjara kepada Nathan Gill (52) pada hari Jumat.

Rekomendasi Cerita

Sebagai mantan Anggota Parlemen Eropa dan eks-pemimpin Reform UK di Wales, Gill mengaku bersalah pada bulan September menerima ribuan euro dari seorang politikus pro-Rusia di Ukraina antara tahun 2018 dan 2019, serta membuat pernyataan tertulis dan tampil di televisi atas perintahnya.

“Anda menyalahgunakan posisi otoritas dan kepercayaan yang signifikan,” ucap Hakim Bobbie Cheema-Grubb saat menjatuhkan hukuman, seraya menambahkan bahwa tindakan Gill “secara fundamental telah menggadaikan integritas sebuah badan legislatif supranasional”.

“Anda menerima pembayaran dari warga negara asing, membuat pernyataan mengenai hal-hal internasional penting atas perintah mereka, menggunakan materi skrip yang disajikan seolah-olah milik Anda sendiri, dan mengatur keterlibatan anggota MEP lainnya,” kata Cheema-Grubb.

Gill pertama kali terpilih ke dalam badan legislatif Uni Eropa bersama partai UKIP yang skeptis terhadap UE, yang kala itu dipimpin oleh pimpinan Reform UK saat ini, Nigel Farage.

Ia kemudian mewakili Partai Brexit, partai lain yang dipimpin Farage, sebelum akhirnya meninggalkan Parlemen Eropa ketika Inggris keluar dari UE pada awal 2020.

Gill, di kiri, berdiri di samping Farage, di tengah, selama konferensi pers di Strasbourg, Prancis, pada tahun 2016 [File: Vincent Kessler/Reuters]

Ia dicegat di Bandara Manchester pada September 2021 ketika berusaha bepergian ke Rusia dan ditahan pada Februari tahun ini setelah sebuah penyelidikan.

MEMBACA  "Mengerikan Sekali: Beberapa Tewas dalam Serangan Israel ke Sekolah di Gaza Utara"

Gill mengaku bersalah atas delapan tuduhan menerima suap antara Desember 2018 dan Juli 2019 dari politikus Ukraina Oleg Voloshyn, yang kemudian dikenai sanksi oleh Amerika Serikat dan didakwa atas tuduhan pengkhianatan di Ukraina.

Polisi menyatakan pesan-pesan ditemukan dalam telepon genggam Gill antara dirinya dan Voloshyn yang memberikan referensi tersandi mengenai urusan keuangan mereka.

Terdapat pula referensi kepada anggota-anggota lain Parlemen Eropa, termasuk perwakilan Inggris dan politisi dari Belanda.

Farage – yang partai Reform UK-nya memuncaki beberapa jajak pendapat di Inggris – telah menyatakan ia tidak tahu tentang kesalahan mantan koleganya tersebut. Gill bukan lagi anggota Reform.

Akan tetapi, kasus ini dapat menjadi persoalan pelik bagi Farage, yang dituding bersikap lunak terhadap Rusia meskipun ada kutukan global atas invasi mereka ke Ukraina pada Februari 2022.

Dalam sebuah pernyataan, Reform menyatakan tindakan Gill “tercela, bersifat pengkhianatan, dan tak dapat dimaafkan” serta menyambut baik bahwa “keadilan telah ditegakkan”.