Mantan Perdana Menteri Kenya, Raila Odinga, meninggal dunia pada usia 80 tahun menurut sumber keluarga kepada BBC.
Odinga wafat pada hari Rabu saat menjalani perawatan medis di sebuah rumah sakit di India.
Dalam beberapa pekan terakhir, beredar spekulasi mengenai kesehatannya, meskipun anggota keluarga dan sekutu politiknya telah membantah laporan yang menyebutkan kondisinya kritis.
Sebagai seorang mobilisator politik dan figur yang sangat berpengaruh di panggung politik Kenya, Odinga telah lima kali mencalonkan diri sebagai presiden namun tidak pernah berhasil. Ia selalu menolak hasil pemilu pada setiap kesempatan, seringkali dengan menyatakan bahwa kemenangan dicuri darinya.
Ia dibenarkan oleh pengadilan tertinggi Kenya setelah pemilu 2017, ketika kemenangan Uhuru Kenyatta dibatalkan dan pemilu ulang diperintahkan. Namun, ia memboikot pemilu ulang tersebut dengan menuntut reformasi elektoral.
Pasca pemilu-pemilu yang penuh ketegangan, ia kerap berrekonsiliasi dengan presiden petahana.
Setelah kekalahan teranyarnya pada 2022, ia kemudian bergabung dengan Presiden William Ruto dalam apa yang disebut pemerintahan berbasis luas, yang membawa beberapa sekutunya ke posisi-posisi kunci.
Ia membela langkah tersebut sebagai sesuatu yang diperlukan untuk persatuan nasional, terlebih setelah gelombang protes nasional yang bersejarah tahun lalu yang berpuncak pada penyerbuan gedung parlemen. Puluhan pengunjuk rasa tewas dalam konfrontasi dengan aparat keamanan.
Pemerintahan Ruto mendukung pencalonan Odinga untuk menjadi Ketua Komisi Uni Afrika dalam pemilihan yang dihelat awal tahun ini. Meski didukung kuat secara regional, ia kalah dari Mahmoud Ali Youssouf dari Djibouti.
Sepanjang karier politiknya, Odinga menginspirasi pengikut yang begitu passionate dan loyal, terutama di Kenya Barat, daerah asalnya.
Pendukungnya memanggilnya “Baba” (Ayah), “Agwambo” (Tindakan Tuhan), dan “Tinga” (Traktor) – yang diambil dari simbol partainya pada pemilu 1997.
Ia dipandang luas sebagai seorang master strategi dan mobilisator massa, kerap menarik kerumunan besar dalam rapat umum politiknya, serta memiliki kemampuan mendalam untuk terhubung dengan rakyat biasa.
Ia akan dikenang atas perjuangannya yang tak kenal lelah untuk kebebasan demokratis dan hak asasi manusia.
Odinga adalah mantan tahanan politik dan memegang rekor sebagai tahanan dengan masa penahanan terpanjang dalam sejarah Kenya. Perlawanannya terhadap kediktatoran partai tunggal membuatnya dua kali ditahan (dari 1982 hingga 1988 dan 1989 hingga 1991) selama pemerintahan Daniel arap Moi.
Awalnya, ia dipenjara akibat percobaan kudeta pada tahun 1982, peristiwa yang melambungkan namanya ke panggung nasional.
[Getty Images/BBC]
Kunjungi BBCAfrica.com untuk berita lebih lanjut dari benua Afrika.
Ikuti kami di Twitter @BBCAfrica, di Facebook BBC Africa atau di Instagram bbcafrica.
Berita berkembang ini terus diperbarui dan detail lebih lanjut akan segera dipublikasikan. Silakan muat ulang halaman untuk versi paling lengkap.
Anda dapat menerima Berita Terkini di ponsel pintar atau tablet melalui BBC News App. Anda juga bisa mengikuti @BBCBreaking di X untuk mendapatkan alert terbaru.