Luis Rubiales mengundurkan diri sebagai wakil presiden Komite Eksekutif UEFA pada bulan September. Mantan presiden federasi sepak bola Spanyol, Luis Rubiales, kalah dalam bandingnya terhadap larangan tiga tahun terkait kegiatan sepak bola oleh FIFA.
Rubiales mengundurkan diri dari jabatannya pada bulan September setelah mencium Jenni Hermoso di bibir setelah kemenangan final Piala Dunia Wanita melawan Inggris. Hermoso, yang kemudian mengajukan pengaduan hukum terhadap Rubiales, mengatakan bahwa ciuman tersebut tidak bersifat sukarela.
Keputusan ini dapat diajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga. “Di antara pertimbangan lainnya, komite banding dengan nyaman menyimpulkan bahwa Mr. Rubiales berperilaku secara bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diamanatkan dalam artikel 13 Kode Disiplin FIFA selama dan setelah final Piala Dunia Wanita FIFA,” bunyi pernyataan dari badan sepak bola dunia tersebut.
Pasal 13 Kode Disiplin FIFA berkaitan dengan perilaku yang tidak pantas dan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip fair play. Pada hari Kamis, seorang hakim Spanyol mengusulkan agar Rubiales diadili atas insiden tersebut, dengan menggambarkan ciuman tersebut sebagai “tidak sukarela dan… inisiatif sepihak yang mengejutkan”.
Jaksa sebelumnya menuduh Rubiales melakukan pelecehan seksual dan pemaksaan. Rubiales selalu berpendapat bahwa ciuman tersebut adalah “ciuman singkat yang sukarela”, tetapi setelah insiden tersebut, ia terpaksa mengundurkan diri sebagai presiden Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF).
Insiden tersebut mencetuskan kemarahan global terhadap seksisme di tingkat tertinggi olahraga wanita. Manajer yang memenangkan Piala Dunia, Jorge Vilda, dipecat pada bulan September dan sedang diselidiki sebagai bagian dari kasus pidana terhadap Rubiales.
Hermoso, yang mengatakan citranya telah tercemar oleh ciuman tersebut, kembali ke tim nasional pada bulan Oktober dan mencetak gol kemenangan pada menit ke-89 melawan Italia.