Slovenia, sebuah negara anggota UE yang telah mengakui kedaulatan Palestina tahun lalu, memberlakukan embargo senjata terhadap Israel pada Agustus dan melarang impor barang-barang yang diproduksi di wilayah Palestina.
Pada hari Kamis, Slovenia memberlakukan larangan perjalanan bagi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menurut pernyataan resmi pemerintah. Langkah ini menyusul pengakuan resmi terhadap Palestina tahun lalu dan pelarangan terhadap dua menteri kabinet Israel sayap kanan pada bulan Juli.
“Dengan tindakan ini, Slovenia menegaskan kembali komitmennya terhadap hukum internasional, nilai-nilai universal hak asasi manusia, serta kebijakan luar negeri yang berprinsip dan konsisten,” ujar Neva Grasic, Sekretaris Negara di Kementerian Luar Negeri, seperti dikutip dari akun X pemerintah.
Slovenia, yang merupakan anggota UE, telah menerapkan embargo senjata terhadap Israel pada Agustus lalu serta memperkenalkan pelarangan impor barang dari Tepi Barat.
Grasic menyatakan bahwa pemerintah bertindak terhadap Netanyahu karena dia didakwa oleh Mahkamah Internasional atas dugaan kejahatan perang di Gaza.
“Masyarakat umum mengetahui bahwa proses hukum tengah berlangsung terhadap dirinya atas tuduhan melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Grasic.
“Melalui keputusan ini, pemerintah memberikan pesan yang jelas kepada negara Israel bahwa Slovenia mengharapkan kepatuhan yang konsisten terhadap putusan pengadilan internasional dan hukum kemanusiaan internasional,” tambahnya.
### Slovenia Menyerukan Gencatan Senjata di Gaza
Negara kecil di kawasan Alpen ini, bersama dengan negara-negara Eropa lainnya, telah berulang kali menyerukan gencatan senjata di Gaza dan peningkatan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Pada bulan Juli, pemerintah memberlakukan embargo atas ekspor, impor, dan transit senjata dari dan ke Israel, dua minggu setelah menyatakan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich sebagai *persona non grata* atas pernyataan-pernyataan yang dianggap “genosida” dan hasutan kekerasan terhadap warga Palestina.
Pada Agustus, Slovenia memperkenalkan larangan impor barang yang diproduksi di Tepi Barat dan menyetujui paket bantuan tambahan untuk warga Palestina di Gaza.