Lima orang tewas dalam serangan semalam di Rusia dan Ukraina, sementara kedua pihak terus saling melancarkan serangan drone.
Pejabat Ukraina menyatakan pada Sabtu bahwa lebih dari 200 drone dan hampir 30 rudal ditembakkan oleh Rusia, dengan sebagian besar menargetkan Dnipropetrovsk di mana tiga orang meninggal.
Di Rusia, gubernur wilayah Rostov mengatakan dua orang tewas setelah mobil terbakar akibat serangan drone Ukraina.
Serangan ini terjadi ketika kedua pihak memberikan pembaruan tentang operasi militer mereka—Rusia mengklaim telah merebut dua desa di timur Ukraina, sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan pasukannya “perlahan mendorong pasukan Rusia keluar” dari wilayah Sumy.
Zelensky mengatakan serangan Rusia juga menarget Kharkiv dan Sumy, serta menambahkan di X bahwa serangan “tidak bisa dibiarkan tanpa balasan, dan drone jarak jauh Ukraina memastikannya.”
Dia menambahkan bahwa situs militer dan bandara Rusia “harus menyadari bahwa perang mereka sendiri kini membawa konsekuensi nyata” dan menyebut serangan drone Ukraina sebagai “beberapa argumen yang pasti akan mendatangkan perdamaian.”
Kepala wilayah Dnipropetrovsk menyatakan enam orang terluka dalam serangan tersebut. Sebuah blok perumahan dan kawasan industri di kota Dnipro terdampak, sementara pusat perbelanjaan di distrik sekitarnya juga terkena.
Juga pada Sabtu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pasukannya telah merebut dua desa—Zelenyi Hai di wilayah Donetsk dan Maliivka di Dnipropetrovsk.
Dalam pembaruan di X, Zelensky mengatakan pasukan Ukraina berhasil mengusir tentara Rusia di Sumy.
Dia menyatakan: “Meski wilayah ini masih menjadi salah satu prioritas musuh, pasukan kami secara konsisten menghalangi upaya Rusia untuk masuk lebih dalam ke wilayah Sumy dari daerah perbatasan.”
Ada laporan bahwa sebuah desa di wilayah tersebut—Kindrativka—telah dibebaskan dari kendali Rusia.
Zelensky menambahkan telah terjadi “51 pertempuran sengit” di area Pokrovsk, Donetsk dalam sehari terakhir, di mana pasukan Ukraina mempertahankan posisi.
Kedua pihak terus saling serang dengan drone setelah putaran ketiga pembicaraan gencatan senjata singkat berlangsung di Istanbul awal pekan ini.
Delegasi Ukraina dan Rusia bertemu Rabu malam, namun pembicaraan gagal mencapai kemajuan untuk mengakhiri konflik. Kedua pihak saling tuduh menolak gagasan masing-masing.
Dua putaran pertama pembicaraan gencatan senjata diadakan pada Mei dan Juni atas permintaan Presiden AS Donald Trump, yang berulang kali menyatakan keinginannya untuk mengakhiri “perang mengerikan dan berdarah” yang dipicu invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.
*(Terjadi beberapa kesalahan ketik kecil, tapi maksimal dua kali.)*