Lavrov Sebut Agenda Pertemuan Putin-Zelensky ‘Sama Sekali Belum Siap’

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuduh Presiden Ukraina Zelenskyy kerap mengatakan ‘tidak untuk segalanya’.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan tidak ada aganda untuk sebuah pertemuan puncak potensial antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan rekannya dari Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan bahwa tidak ada rencana untuk pertemuan semacam itu.

Dalam wawancara dengan program “Meet the Press with Kristen Welker” NBC, Lavrov dalam komentar yang disiarkan pada Jumat menyebutkan Putin telah menyatakan jelas bahwa ia siap bertemu Zelenskyy guna membahas kemungkinan kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina, asalkan terdapat agenda yang tepat untuk sesi tersebut, sesuatu yang menurutnya masih kurang saat ini.

Baik Rusia maupun Ukraina sedang berusaha menunjukkan kepada Presiden AS Donald Trump bahwa mereka siap mencoba meraih kesepakatan damai, sesuatu yang ingin dicapai pemimpin AS tersebut sebagai perantara, sementara saling menuduh pihak lain tidak tulus atau siap untuk bernegosiasi dengan itikad baik.

“Putin siap bertemu dengan Zelenskyy ketika agenda untuk sebuah pertemuan puncak telah siap. Dan agenda ini sama sekali belum siap,” ujar Lavrov kepada NBC, seraya menyatakan karena itu tidak ada pertemuan yang direncanakan untuk saat ini.

Lavrov mengatakan Rusia telah sepakat untuk menunjukkan fleksibilitas pada sejumlah isu yang diangkat Trump dalam pertemuan puncak AS-Rusia pekan lalu, tetapi menuduh Ukraina tidak menunjukkan fleksibilitas yang sama dalam pembicaraan dengan Trump dan sekutu-sekutu Eropa yang berlangsung kemudian di Washington.

“Dia [Trump] secara jelas menunjukkan – sangat jelas bagi semua orang – bahwa terdapat beberapa prinsip yang menurut Washington harus diterima, termasuk tidak ada keanggotaan NATO [untuk Ukraina], termasuk diskusi mengenai isu-isu teritorial, dan Zelenskyy menolak segalanya,” kata Lavrov.

MEMBACA  Alcaraz melaju menuju tiga kemenangan berturut-turut di Indian Wells dengan Draper berikutnya | Berita Tenis

“Dia bahkan menolak untuk, seperti yang saya katakan, mencabut undang-undang yang melarang bahasa Rusia. Bagaimana kami dapat bertemu dengan seseorang yang berpura-pura menjadi seorang pemimpin?”

‘Moskow menginginkan Donbas timur’

Trump telah memberlakukan batas waktu 8 Agustus bagi Putin untuk menyetujui penghentian perang atau menghadapi sanksi baru terhadap Rusia dan negara-negara yang membeli minyaknya, tetapi malah setuju untuk bertemu dengan pemimpin Kremlin tersebut dalam sebuah pertemuan puncak di Alaska Jumat lalu.

Sejak itu, Rusia menunjukkan sedikit pergerakan, mempertahankan sebagian besar tuntutan lamanya sembari mengusulkan untuk membekukan garis depan di dua wilayah Ukraina yang diklaimnya sebagai miliknya, dan mengungkapkan kesiapan untuk berpotensi mengembalikan bagian-bagian relatif kecil wilayah Ukraina yang dikuasainya.

Putin menginginkan Ukraina menyerahkan seluruh wilayah Donbas timur, melepaskan ambisi untuk bergabung dengan NATO, tetap netral, dan menjauhkan pasukan Barat dari negaranya, demikian tiga sumber yang familiar dengan pemikiran tingkat tinggi Kremlin menyatakan kepada kantor berita Reuters.

Zelenskyy, yang telah menyatakan tidak ingin ‘menghadiahkan’ wilayah mana pun kepada Rusia, pada Jumat mengatakan Kremlin melakukan segala yang mereka bisa untuk memastikan bahwa pertemuan antara dirinya dan Putin tidak terwujud. Ia menyerukan kepada sekutu-sekutu Ukraina untuk menerapkan sanksi baru terhadap Moskow jika mereka tidak menunjukkan keinginan untuk mengakhiri perang.