Sebuah laporan pakar yang ditugaskan oleh Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) menyatakan pada Kamis bahwa Rusia secara sistematis memperlakukan dengan kejam dan membunuh tawanan perang Ukraina.
Laporan yang disusun oleh tiga pakar hukum internasional independen dari Prancis, Republik Ceko, dan Swedia itu menyebutkan bahwa penyiksaan dan eksekusi tersebar luas.
“Pelanggaran-pelanggaran ini dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang dan, dalam beberapa kasus, dapat diargumentasikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan,” tulis para pakar dalam laporan mereka untuk organisasi keamanan regional yang beranggotakan 57 negara tersebut.
Tim tersebut merekomendasikan agar Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag menyelidiki insiden-insiden ini. ICC sendiri telah menyelidiki dugaan penculikan anak-anak Ukraina serta serangan terhadap target sipil di Ukraina.
Berdasarkan laporan, bukti-bukti yang kredibel menunjukkan penggunaan popor senapan, sekop, sengatan listrik, dan anjing terhadap para tahanan, sementara hampir 43% tawanan perang yang dibebaskan melaporkan mengalami kekerasan seksual.
Meskipun tidak memberikan angka pasti mengenai pembunuhan tawanan perang di luar pertempuran, tim OSCE mencatat bahwa Kantor Hak Asasi Manusia PBB telah mendokumentasikan bukti kredibel atas 194 eksekusi di medan perang hingga Mei 2023, disamping laporan-laporan pembunuhan di fasilitas penahanan.
Laporan itu juga mengutip pernyataan-pernyataan komandan militer dan pejabat Rusia yang mendorong perlakuan kejam terhadap tawanan.
Mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang kini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, dilaporkan berkata: “Mereka tidak berhak untuk hidup. Eksekusi, eksekusi, eksekusi.”
Sejak dimulainya invasi Rusia pada Februari 2022, diperkirakan 13.500 prajurit Ukraina telah ditangkap, menurut laporan tersebut. Dari jumlah itu, sekitar 6.800 telah dibebaskan, sementara 6.300 masih ditahan.
Temuan-temuan ini didasarkan pada kesaksian mantan tahanan, pejabat Ukraina, laporan dari organisasi internasional, dan bukti-bukti lainnya. Rusia tidak bekerja sama dalam penyelidikan ini.