Moskow terus memantau ketat pengiriman senjata Barat ke Ukraina, demikian pernyataan juru bicara Kremlin tak lama setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengiriman senjata kembali ke Kyiv.
Dmitry Peskov juga mencatat pada Rabu bahwa panggilan telepon baru antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin belum direncanakan, tapi bisa segera diatur, menurut laporan media Rusia.
Komentar Kremlin muncul dua hari setelah Presiden AS menunjukkan ketidaksabaran yang meningkat terhadap Rusia terkait perang di Ukraina. Dalam teguran terkerasnya sejauh ini, Trump memberi Putin waktu 50 hari hingga awal September untuk menerima kesepakatan damai atau menghadapi sanksi berat AS.
Trump menyatakan akan memberlakukan tarif sekunder yang menarget mitra dagang Rusia untuk mengisolasi negara itu dari ekonomi global. Sementara itu, pendekatan Rusia adalah "tenang dan terus lanjut" menghadapi ancaman Trump, menurut para ahli. Tidak ada kepastian tekanan ini akan memaksa Putin mengakhiri perang.
Sebelum pemilu November, Trump mengklaim bisa menghentikan perang Ukraina dalam 24 jam setelah dilantik. Namun, meski sudah enam kali berbicara dengan Putin dan beberapa pertemuan pejabat AS-Rusia-Ukraina, gencatan senjata belum tercapai.
"Percakapan dengannya sangat menyenangkan, tapi kemudian rudal meluncur di malam hari," ujar Trump tentang kefrustrasiannya dengan Putin.
Ia juga berencana mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina, sementara sekutu Eropa membeli miliaran dolar peralatan militer AS untuk dikirim ke Kyiv, termasuk sistem pertahanan udara Patriot.
Namun, Trump mengatakan Ukraina tidak boleh menyerang Moskow, setelah sebelumnya dilaporkan bertanya kepada Presiden Zelenskyy apakah Kyiv bisa menyerang ibu kota Rusia jika diberi senjata jarak jauh.
Laporan Financial Times menyebut Trump mendorong Zelenskyy meningkatkan serangan di wilayah Rusia dalam panggilan 4 Juli. Dua sumber anonim mengklaim Trump juga bertanya apakah Ukraina bisa menyerang Moskow dan St. Petersburg jika punya senjata yang cukup.
Menanggapi pertanyaan terkait hal ini, Trump di Gedung Putih menyatakan Zelenskyy seharusnya tidak menarget Moskow.
Semalam, militer Rusia meluncurkan 400 drone dan satu rudal balistik ke sejumlah kota Ukraina, termasuk Kharkiv, Kryvyi Rih, dan Vinnytsia. Otoritas Ukraina melaporkan 15 orang terluka dan infrastruktur energi rusak.
Menurut perusahaan energi DTEK, 80.000 keluarga di Kryvyi Rih dan Dnipropetrovsk kehilangan listrik. Angkatan Udara Ukraina mengklaim berhasil menjatuhkan sebagian besar drone, tapi 57 drone dan rudal mencapai 12 target.
Dalam beberapa pekan terakhir, Moskow meningkatkan serangan udara dengan rekor drone dan rudal per hari.
"Rusia tidak mengubah strategi. Untuk melawan teror ini, kami butuh pertahanan yang lebih kuat: lebih banyak sistem udara, rudal penangkal, dan tekad untuk membuat Rusia merasakan balasan kami," tulis Zelenskyy di X.
Setelah memulai masa jabatan kedua…