Badan pencarian dan pertolongan nasional Indonesia mengumumkan penemuan lebih banyak jenazah di reruntuhan, seminggu setelah runtuhnya sekolah.
Diterbitkan Pada 6 Okt 20256 Okt 2025
Klik untuk membagikan di media sosial
share2
Tim penyelamat menemukan lebih banyak korban jiwa di lokasi sekolah yang roboh di Indonesia, menaikkan angka kematian menjadi setidaknya 60 orang.
Pihak berwenang merevisi jumlah korban tewas pada Senin, seminggu setelah dinding dan lantai beton ambruk di pesantren Al-Khoziny di Provinsi Jawa Timur saat para santri, kebanyakan remaja laki-laki berusia 12 hingga 19 tahun, sedang melaksanakan salat asar.
Rekomendasi Cerita
list of 3 itemsend of list
Puluhan santri lainnya mengalami luka-luka ketika bangunan berlantai beberapa itu kolaps.
Rekaman yang dibagikan oleh badan pencarian dan pertolongan Indonesia pada Senin menunjukkan kantong jenazah berwarna oranye dibawa keluar dari sekolah.
Kantor berita Reuters mengutip pernyataan Mohammad Syafii, kepala badan tersebut, yang menyebutkan angka kematian telah meningkat menjadi 65. Namun, sumber lainnya memperkirakan angkanya mendekati 60.
Syafii juga mengatakan kepada wartawan bahwa operasi akan berlanjut hingga penyelamat “yakin tidak ada lagi korban yang tertinggal”.
Berbicara dalam konferensi pers pada Senin, Yudhi Bramantyo, direktur operasi badan nasional pencarian dan pertolongan, mengindikasikan bahwa pencarian untuk korban lebih lanjut hampir selesai.
“Kami berharap dapat menyelesaikan proses pemulihan hari ini, dan kami akan mengembalikan jenazah [kepada keluarga],” ujar Bramantyo.
Insiden runtuhnya gedung ini diduga merupakan bencana paling mematikan yang dialami negara tersebut sejauh ini pada tahun ini.
Pihak berwenang menyatakan bahwa penyebabnya adalah pekerjaan konstruksi di lantai atas, yang tidak dapat didukung oleh fondasi bangunan yang tidak cukup kuat.
Al-Khoziny adalah sebuah sekolah agama berasrama, yang dikenal secara lokal sebagai pesantren. Sekolah ini merupakan satu dari sekitar 42.000 pesantren yang secara kolektif melayani tujuh juta santri di negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, menurut Kementerian Agama Indonesia.
Hanya 50 dari sekolah-sekolah Islam ini yang memiliki izin bangunan, seperti dikutip dari pernyataan Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo oleh media lokal pada Minggu.
Bulan lalu, tiga orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka di Provinsi Jawa Barat Indonesia ketika sebuah gedung runtuh saat pembacaan doa sedang berlangsung.