Korban Tewas Banjir Puluhan Jiwa, Ribuan Warga Mengungsi di Thailand Selatan

Diterbitkan pada 26 November 2025

Klik di sini untuk membagikan di media sosial.

Korban jiwa akibat banjir besar yang melanda Thailand selatan selama beberapa hari telah mencapai 33 orang, dengan lebih dari 10.000 orang mengungsi di negara tersebut, menurut para pejabat.

Pemerintah Thailand mendeklarasikan keadaan darurat di Provinsi Songkhla, bagian selatan, pada hari Selasa, menyusul hujan deras sejak akhir pekan lalu yang menggenangi pusat pariwisata Hat Yai.

Sebuah gambar dari hari Rabu yang diterbitkan oleh kantor berita internasional memperlihatkan air banjir keruh yang menenggelamkan jalan-jalan dan lantai dasar bangunan permukiman di Hat Yai.

“Pihak berwenang menyatakan 33 orang telah meninggal di tujuh provinsi, dengan penyebab termasuk banjir bandang, tersetrum listrik, dan tenggelam,” ujar Juru Bicara Pemerintah Thailand Siripong Angkasakulkiat kepada para wartawan. “Tinggi permukaan air diperkirakan akan segera surut di wilayah selatan,” tambahnya.

Banjir sejak pekan lalu telah mengurung warga dan pelancong di rumah serta hotel mereka, dengan tim penyelamat menggunakan perahu, jet ski, dan truk militer untuk membawa mereka ke tempat aman.

Angkatan Bersenjata telah mengerahkan kapal induk dan memobilisasi helikopter untuk mengevakuasi pasien ke rumah sakit terdekat, menurut pihak angkatan darat.

Lebih dari 10.000 orang telah dievakuasi dari rumah mereka di Songkhla sejak pekan lalu, menurut departemen humas provinsi tersebut.

Kampus-kampus universitas telah dialihfungsikan menjadi tempat penampungan bagi para pengungsi.

Administrasi Provinsi Songkhla pada hari Rabu menyatakan bahwa mereka telah mendirikan pusat distribusi makanan yang mampu membagikan hingga 20.000 kotak makanan per hari bagi para korban banjir.

Thailand rutin mengalami curah hujan tinggi dari bulan Juni hingga September, namun para ahli menyatakan bahwa perubahan iklim akibat ulah manusia telah mengintensifkan cuaca ekstrem, membuat kondisinya semakin tidak terprediksi.

MEMBACA  Mantan Presiden Peru, Pedro Castillo, Divonis 11,5 Tahun Penjara