Upaya Pembunuhan terhadap Calon Presiden Guncangkan Kolombia, Bangkitkan Kekhawatiran akan Masa Kelam
Senator Kolombia, Miguel Uribe Turbay, dilaporkan berada dalam kondisi kritis setelah menjalani operasi untuk menangani pendarahan otak, lebih dari seminggu setelah ditembak di kepala saat acara kampanye.
Serangan ini memicu ketakutan akan kembalinya masa kelam Kolombia yang dipenuhi pembunuhan dan ledakan bom. Rumah Sakit Santa Fe Foundation menyatakan Uribe stabil usai menjalani operasi "tambahan" pasca operasi awal, namun kondisinya tetap sangat kritis. Prosedur neurologis darurat diperlukan karena adanya bukti klinis dan pencitraan yang menunjukkan pendarahan otak akut, meski pembengkakan otak dan perdarahan masih sulit dikendalikan.
Calon presiden berusia 39 tahun dari oposisi sayap kanan ini ditembak dua kali di kepala pada 7 Juni saat kampanye di Bogotá. Upaya pembunuhan yang terekam video ini mengingatkan pada rangkaian pembunuhan kandidat di era 1980-an dan 1990-an, ketika konflik antara pemberontak, kelompok paramiliter, kartel narkoba, dan pasukan keamanan mengganggu kehidupan warga Kolombia.
Tiga tersangka, termasuk penembak berusia 15 tahun, telah ditahan. Seorang pria dan wanita dewasa juga diamankan. Remaja tersebut, yang diduga polisi sebagai "sicario" atau pembunuh bayaran, dituduh mencoba membunuh Uribe minggu lalu, namun mengaku tidak bersalah. Ia juga didakwa membawa senjata api.
Carlos Eduardo Mora, tersangka dewasa, didakwa terlibat dalam perencanaan serangan, menyediakan senjata, dan berada di mobil tempat pelaku berganti pakaian usai penembakan.
Uribe, senator dari Partai Demokrat Pusat yang konservatif, adalah salah satu calon yang berharap menggantikan Presiden sayap kiri Gustavo Petro pada pemilu 2026. Ia berasal dari keluarga politisi terkemuka—kakeknya, Julio Cesar Turbay, pernah menjadi presiden (1978-1982), sementara ibunya, Diana Turbay, tewas dalam upaya penyelamatan yang gagal setelah diculik kelompok bersenjata pimpinan Pablo Escobar.
Faksi utama mantan kelompok pemberontak FARC membantah tuduhan terkait serangan terhadap Uribe meski mengaku bertanggung jawab atas serangkaian ledakan bom terpisah. Kolombia barat daya diguncang serangan bom dan tembakan pekan lalu yang menewaskan tujuh orang. Sasaran termasuk kantor polisi dan gedung pemerintahan di Cali, Corinto, El Bordo, dan Jamundí.
Pemerintah Kolombia kesulitan mengendalikan kekerasan di perkotaan dan pedesaan seiring upaya kelompok pemberontak merebut wilayah yang ditinggalkan FARC pasca perjanjian damai. Pembicaraan damai antara faksi FARC-EMC dan pemerintah gagal tahun lalu setelah serangan terhadap komunitas adat.