NASA
Siapa yang akan menjadi manusia berikutnya yang meninggalkan jejak kaki di permukaan Bulan?
Mereka adalah para perintis eksplorasi antariksa—24 astronot NASA yang terbang ke Bulan dalam misi Apollo pada tahun 1960-an dan 1970-an.
Kematian komandan Apollo 13, Jim Lovell, yang memandu misi yang bermasalah itu kembali ke Bumi dengan selamat pada 1970, menyisakan hanya lima orang yang masih hidup—mereka yang pernah meninggalkan orbit Bumi yang relatif aman dan menjelajah lebih jauh ke antariksa.
Lebih dari 50 tahun sejak manusia terakhir menginjakkan kaki di Bulan, perlombaan untuk mengirim manusia kembali ke permukaan Bulan kembali memanas.
NASA berharap program Artemis akan membawa astronot untuk tinggal di Bulan dalam dekade ini. China juga menargetkan untuk mendaratkan manusia di Bulan pada 2030, setelah berhasil mendaratkan wahana di sisi terjauh Bulan pada Juni 2024.
Sejumlah perusahaan swasta telah mencoba mengirim misi ilmiah ke Bulan, meskipun kegagalan lebih banyak daripada kesuksesan.
NASA semula berencana meluncurkan Artemis 2—misi berawak pertama ke Bulan sejak Apollo 17 pada 1972—tahun lalu, tetapi jadwalnya molor hingga 2026, karena badan antariksa itu memerlukan lebih banyak waktu untuk persiapan.
Sementara itu, perusahaan seperti SpaceX dan Boeing terus mengembangkan teknologinya, meski tidak tanpa hambatan.
Masalah dengan Boeing Starliner, yang membuat dua astronot terdampar di Stasiun Luar Angkasa Internasional, memalukan bagi raksasa dirgantara ini. Sementara "pembongkaran tak terjadwal" Starship milik SpaceX telah menjadi pemandangan biasa bagi pengamat antariksa.
Penundaan-penundaan ini menggarisbawahi fakta menyedihkan bahwa jumlah astronot Apollo yang masih hidup semakin berkurang.
—
Buzz Aldrin (Apollo 11)
Pada 21 Juli 1969, mantan pilot tempur Edwin "Buzz" Aldrin meninggalkan modul pendarat Bulannya dan menjadi manusia kedua yang menginjakkan kaki di permukaan Bulan—hampir 20 menit setelah komandannya, Neil Armstrong.
Kata pertamanya: "Pemandangan yang indah."
Armstrong menjawab: "Sungguh luar biasa."
Aldrin menambahkan: "Keindahan yang sunyi."
Fakta bahwa ia bukan yang pertama terus mengganggunya. Rekan setimnya, Michael Collins, berkata Aldrin "lebih kesal karena bukan yang pertama daripada bangga menjadi yang kedua."
Namun, Aldrin tetap bangga akan pencapaiannya. Bertahun-tahun kemudian, ketika dihadapkan pada seorang pria yang mengklaim Apollo 11 adalah kebohongan, Aldrin yang saat itu berusia 72 tahun menghajarnya.
Setelah kematian Armstrong pada 2012, Aldrin berkata: "Saya bergabung dengan jutaan orang di dunia dalam berduka atas kepergian pahlawan Amerika sejati dan pilot terbaik yang saya kenal."
Di usia senjanya, ia tetap haus akan petualangan, bergabung dalam ekspedisi ke Kutub Utara dan Selatan—yang terakhir di usianya yang ke-86.
Ia juga tetap menjadi pendukung program antariksa, terutama eksplorasi Mars. "Kita tidak boleh hanya pergi lalu pulang—itu sudah dilakukan Apollo," katanya.
Nama Aldrin juga dikenal generasi baru sebagai inspirasi karakter Buzz Lightyear di film Toy Story. Pada Januari 2023, di usia 93, ia menikah untuk keempat kalinya.
—
Charles Duke (Apollo 16)
Hanya empat orang yang masih hidup pernah berjalan di Bulan—Charlie Duke salah satunya. Ia melakukannya di usia 36 tahun, menjadikannya orang termuda yang pernah menginjak Bulan.
Dia menggambarkan "pemandangan spektakuler"—kontras tajam antara kegelapan luar angkasa dan cakrawala Bulan. "Saya takkan pernah melupakannya," ujarnya.
Sebelumnya, Duke memainkan peran penting dalam misi Apollo 11 sebagai Capcom (komunikator kapsul). Dialah yang menjawab Neil Armstrong ketika sang komandan berkata: "Houston, Tranquility Base di sini. Eagle telah mendarat."
Duke menjawab dengan logat Selatannya yang khas: "Roger, Tranquility. Kami mendengar Anda di darat. Ada sekelompok orang di sini hampir membiru—kita bisa bernapas lagi."
Pada 2022, Duke mengatakan kepada BBC bahwa ia antusias dengan misi Artemis, tapi memperingatkan bahwa "pendaratan di dekat Kutub Selatan akan sulit karena medannya sangat kasar."
Kini, Duke tinggal di Texas bersama istrinya, Dorothy—pasangan yang sudah menikah selama 60 tahun.
—
Fred Haise
Fred Haise adalah bagian dari kru Apollo 13 yang nyaris mengalami bencana setelah ledakan di pesawat memaksa pembatalan misi saat mereka sudah lebih dari 200.000 mil dari Bumi.
Dunia menahan napas saat NASA berusaha membawa mereka pulang dengan selamat. Setelah kembali, Haise dan rekan-rekannya menjadi selebriti.
"Saya rasa mungkin saya melewatkan sesuatu saat di luar sana," candanya di acara The Tonight Show.
Haise tak pernah sampai ke Bulan. Meski seharusnya memimpin Apollo 19, misi itu dibatalkan karena pemotongan anggaran.
Ia kemudian menjadi pilot uji untuk pesawat ulang-alik prototipe Enterprise.
Setelah keluar dari NASA, Haise bekerja di industri dirgantara hingga pensiun.
—
Harrison Schmitt (Apollo 17)
Berbeda dengan kebanyakan astronot lain, Schmitt bukan pilot militer. Ia seorang geolog dan akademisi yang awalnya melatih astronot NASA tentang geologi Bulan sebelum akhirnya menjadi astronut sendiri pada 1965.
Ia adalah bagian dari misi berawak terakhir ke Bulan, Apollo 17, dan salah satu dari dua manusia terakhir yang berjalan di permukaannya (Desember 1972).
Setelah meninggalkan NASA, Schmitt terpilih sebagai senator dari New Mexico, tapi hanya satu periode. Ia kemudian menjadi konsultan dan tetap aktif di dunia akademis.
Ia juga dikenal karena menentang konsensus ilmiah tentang perubahan iklim.
—
David Scott (Apollo 15)
David Scott adalah salah satu dari empat orang yang masih hidup pernah berjalan di Bulan—dan salah satu yang pertama mengendarai Lunar Roving Vehicle (LRV).
"Kegembiraan terbesar adalah ketika LRV menyala dan benar-benar berfungsi," kenangnya.
Setelah kembali dari Bulan, Scott bekerja di berbagai posisi manajemen NASA sebelum beralih ke sektor swasta.
Ia juga menjadi konsultan untuk beberapa film dan serial TV, termasuk Apollo 13 dan From The Earth To The Moon.
—
Apa yang akan dicapai oleh generasi petualang Bulan berikutnya?