Berkas pengaduan terbaru menguraikan penderitaan pria ini setelah deportasi keliru menjadikannya sorotan dalam kebijakan imigrasi ketat Trump.
Kilmar Abrego Garcia, warga El Salvador yang secara legal tinggal di Maryland, AS, dideportasi secara keliru oleh pemerintahan Trump dalam kasus viral bulan Maret, dilaporkan mengalami pemukulan berat dan penyiksaan psikologis di penjara sana, menurut pengacaranya.
Klaim penyiksaan ini dijelaskan dalam dokumen pengadilan yang diajukan pada Rabu dalam gugatan perdata Abrego Garcia terhadap pemerintahan Trump, menceritakan pengalamannya pascadeportasi untuk pertama kalinya.
Kasus Abrego Garcia menjadi sorotan utama dalam kebijakan imigrasi kontroversial AS sejak ia dideportasi ke El Salvador pada Maret, meski ada larangan dari hakim imigrasi.
Menurut pengacaranya, Abrego Garcia kabung dari El Salvador saat remaja untuk hindari kekerasan geng, tiba di AS sekitar 2011. Ia telah tinggal lebih dari satu dekade di Maryland, membesarkan tiga anak bersama istri WN Amerika.
Ia dikembalikan ke AS bulan lalu dan kini terlibat pertarungan hukum dengan pemerintah AS yang mendakwanya atas penyelundupan migran dan berencana mendeportasinya ke negara ketiga.
“Tergugat Abrego Garcia melaporkan mengalami perlakuan kejam di CECOT termasuk pemukulan brutal, kurang tidur ekstrem, nutrisi tak memadai, dan siksaan psikis,” tulis pengacaranya, merujuk pada penjara super El Salvador bernama Pusat Penahanan Terorisme (CECOT).
Pemukulan dan Ancaman Brutal
Berkas gugatan yang diajukan istri Abrego Garcia di pengadilan federal menyatakan suaminya kerap ditendang dan dipukul hingga sekujur tubuh penuh memar keesokan harinya.
Disebutkan pula ia dan narapidana lain dipaksa berlutut selama 9 jam nonstop tiap malam atau digebuki petugas – sebuah praktik sadis perampasan tidur.
Petugas penjara berulang kali mengancam akan memindahkannya ke sel berisi anggota geng yang akan “mencabik-cabik” dirinya. Akibat penyiksaan, berat badannya turun 14kg dalam dua minggu pertama.
‘Kesalahan Administratif’
Abrego Garcia dideportasi ke El Salvador pada 15 Maret. Trump dan pejabat AS menuduhnya anggota geng MS-13, klaim yang ia bantah.
Deportasi ini melanggar putusan hakim imigrasi 2019 yang melarang pengirimannya ke El Salvador karena ancaman persekusi geng.
Perlakuan terhadapnya menarik perhatian global, dengan kritikus kebijakan imigrasi Trump menuding ini contoh pengabaian proses hukum. Pemerintahan Trump kemudian menyebutnya “kesalahan administratif”.
Bulan lalu, pemerintah AS mematuhi perintah pengadilan untuk mengembalikannya, tapi tetap mendakwanya sebagai bagian jaringan penyelundupan imigran ilegal.
Kini ia ditahan di Nashville, Tennessee menunggu proses pidana, setelah membantah tuduhan penyelundupan. Pemerintah berencana mendeportasinya ke negara ketiga.
DHS Cap Abrego Garcia ‘Kriminal’
Merespon berkas terbaru, pemerintahan Trump kembali menyerang Abrego Garcia sebagai imigran ilegal berbahaya.
Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) dalam postingan di X menyebut “narasi media yang simpatik terhadap kriminal anggota geng ilegal ini sudah runtuh”.
“Media lagi-lagi membela Kilmar Abrego Garcia,” tulis mereka tanpa bukti, “Imigran ilegal ini anggota MS-13,