Sarah Rainsford
Koresponden BBC untuk Eropa Selatan dan Timur
Menteri Pertahanan Inggris menyatakan bahwa Inggris dan sekutu-sekutunya siap mendukung Ukraina menjelang negosiasi untuk mengakhiri perang, serta untuk mengamankan kesepakatan damai yang berkelanjutan.
Pada malam pertemuan tingkat tinggi di Paris, John Healey menyampaikan kepada BBC di Kyiv bahwa sekutu-sekutu Ukraina akan "membantu mengamankan langit, mengamankan lautan, serta menjaga daratan", setelah kesepakatan damai disepakati.
Namun beberapa saat sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pesan menantang dari Tiongkok, bersumpah bahwa invasi skala penuhnya dapat berlanjut.
Healey menyiratkan adanya kebohongan dalam perkataan Putin, seraya menegaskan bahwa Rusia sedang dalam tekanan. Ia juga memuji Presiden AS Donald Trump yang menurutnya telah "membawa Putin ke meja perundingan" dan "tidak menutup opsi apapun", meskipun mendapat kritik luas atas sambutan hangat yang diberikan Trump kepada pemimpin Rusia itu bulan lalu di Alaska.
Hingga Selasa, Trump menyatakan ia "kecewa" kepada Putin, namun hal itu pernah diucapkannya sebelumnya. Ia juga mengancam akan menghukum pemimpin Rusia itu atas penolakannya untuk mengakhiri perang — atau bahkan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk perundingan damai.
Ketika ditanya pada Rabu apakah perang di Ukraina dapat segera berakhir, Putin menjawab "ada secercah harapan di ujung terowongan".
"Menurut saya, jika akal sehat yang berbicara, akan mungkin untuk menyepakati solusi yang dapat diterima guna mengakhiri konflik ini," ujarnya, sebelum mengancam: "Jika tidak, maka kami harus menyelesaikan semua tugas kami secara militer."
Ia kemudian kembali menyebutkan tuntutan maksimalis Rusia seperti biasa — termasuk meminta pemerintah di Kyiv mengakhiri apa yang disebutnya diskriminasi terhadap etnis Rusia — salah satu dalih yang disebut sebagai alasan untuk invasi skala penuh terhadap negara tetangga yang ia luncurkan pada Februari 2022.
Adapun pertemuan dengan Zelensky, Putin seolah mengejek gagasan tersebut — yang sebelumnya dikatakan Trump telah siap dilaksanakan.
"Saya tidak pernah menutup kemungkinan untuk pertemuan seperti itu. Tapi apa gunanya? Mari kita lihat," kata Putin di Beijing.
Zelensky selalu bisa pergi ke Moskow untuk menemuinya, ujarnya — sebuah gagasan yang "secara sengaja tidak dapat diterima", cepat-cepat dikemukakan oleh Menteri Luar Negeri Ukraina.
Minggu lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyiratkan bahwa Putin sedang "memainkan" Trump.
Namun John Healey menekankan bahwa presiden AS itu "tidak menutup tindakan lebih lanjut, termasuk langkah-langkah ekonomi, untuk memberikan tekanan lebih kepada Putin".
"Kami dalam Koalisi yang Bersedia, negara-negara seperti Inggris bersedia memberikan tekanan ekonomi ekstra kepada Putin. Kami bersedia memberikan bantuan tambahan kepada Ukraina agar mereka dapat bertahan dalam pertempuran.
"Itulah mengapa kami telah menyetujui £1 miliar ($1,24 miliar) aset Rusia yang disita, diubah menjadi bantuan militer dan perlengkapan untuk Ukraina. Bisa dibilang, uang kotor Putin dikembalikan dengan bunga."
Pada Kamis, Macron akan menjadi tuan rumah pertemuan yang disebut Koalisi yang Bersedia tersebut — sebuah kelompok sekutu Ukraina yang berkomitmen untuk menegakkan setiap kesepakatan damai.
Sumber di Élysée, kantor Macron, menyatakan bahwa kelompok tersebut kini siap memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina, hanya menunggu konfirmasi dari AS bahwa mereka akan bertindak sebagai penjamin terakhir.
Kesepakatan yang diusulkan termasuk melanjutkan pelatihan dan pasokan untuk angkatan bersenjata Ukraina sendiri.
Hal itu juga mencakup penempatan pasukan Eropa di Ukraina — dalam jumlah yang tidak ditentukan — untuk mencegah agresi Rusia di masa depan — sebuah sinyal bahwa Ukraina dapat mengandalkan "solidaritas penuh dan… komitmen" dari sekutunya, ujar sumber Élysée tersebut.
Penempatan seperti itu memerlukan gencatan senjata, yang tanggung jawabnya "ada pada pihak Amerika yang sedang bernegosiasi dengan Rusia".
John Healey menolak memberikan detail, meskipun didesak, "karena hal itu hanya akan membuat Putin semakin tahu".
Pemerintah Jerman juga berusaha mengurangi harapan atas pengumuman besar dalam pertemuan pada Kamis itu.
Untuk sementara waktu, seperti Italia dan anggota koalisi lainnya, Berlin telah menolak mengirimkan tentara ke Ukraina untuk mengawasi perdamaian di lapangan pada masa depan.
Juru bicara pemerintah Jerman mengatakan kepada BBC bahwa prioritas saat ini adalah membuat Rusia setuju pada gencatan senjata — yang secara konsisten ditolak Putin.
Presiden Trump mendesak Putin untuk hal itu selama pertemuan puncak mereka di Alaska bulan lalu, kemudian muncul dengan menyitir argumen Putin bahwa menemukan kesepakatan akhir akan menjadi jalan keluar yang lebih baik dari konflik ini.
Reuters
Alih-alih perundingan damai, Rusia justru mengintensifkan serangannya terhadap kota-kota Ukraina.
Sementara itu, serangan udara Rusia meningkat baik dalam frekuensi maupun skala. Pada Rabu malam, lebih dari 500 drone dan 24 misi jelajah diluncurkan ke Ukraina.
Di seluruh negeri, sementara warga sipil berlindung di ruang bawah tanah atau metro, senjata pertahanan udara mulai bekerja.
Seperti biasa, pemerintah tidak menyebutkan apakah ada target militer yang terkena, namun dampaknya bagi warga sipil seringkali sangat mematikan.
Minggu lalu, sebuah misil Rusia menghantam blok apartemen di Kyiv dan menewaskan 22 orang, termasuk empat anak-anak, dalam salah satu serangan paling mematikan sejak invasi skala penuh Rusia.
Kini terdapat tumpukan mainan boneka di antara reruntuhan, beserta foto-foto.
Dari tangga yang hancur, para penghuni muncul dengan membawa tanaman dalam pot dan kantong pakaian yang tertutup debu yang entah bagaimana selamat dari serangan itu. Beberapa langkah jauhnya, yang lainnya berdiri dan menatap puing-puing.
Seorang gadis remaja mengatakan ia keluar dari tempat penampungan bom pagi itu karena dipenuhi asap setelah misil pertama menghantam. Kemudian misil kedua mendarat di seberang jalan dan kakak perempuannya tewas.
Ihor Maharynsky selamat hanya karena ia sedang keluar kota malam itu. Istrinya, Natalia, berada di apartemen lantai lima dan tidak sempat mencapai tempat perlindungan. Ia harus mengidentifikasi jasad istrinya di kamar mayat.
"Target strategis apa yang ada di sini?" tanyanya sambil melihat sekeliling ke arah tempat parkir dan sekolah teknik di dekatnya. "Tidak ada apa-apa."
Saat ini, Ihor sama sekali tidak melihat prospek perdamaian dengan Rusia.
Dan seperti banyak warga Ukraina lainnya, ia marah kepada Donald Trump karena menggelar karpet merah di Alaska bulan lalu untuk Vladimir Putin.
"Perundingan damai dengan Putin? Dengan ***** ini?" Ihor ingin tahu, dengan seuntai makian. "Orang-orang yang damai lah yang mati."