Kepala Pentagon Umumkan Fasilitas Angkatan Udara Qatar di Pangkalan Idaho

Amerika Serikat dan Qatar telah menandatangani surat perjanjian untuk mendatangkan kontingen jet tempur F-15 Qatar ke pangkalan militer AS.

Diterbitkan Pada 10 Okt 2025

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengumumkan bahwa Amerika Serikat dan Qatar telah menandatangani surat perjanjian untuk membangun fasilitas Angkatan Udara Emiri Qatar di sebuah pangkalan Angkatan Udara AS di negara bagian Idaho, AS bagian barat.

Pengumuman pada hari Jumat tersebut disampaikan selama pertemuan antara Hegseth dan Menteri Pertahanan Qatar Sheikh Saoud bin Abdulrahman Al Thani di Pentagon.

Rekomendasi Cerita

Hegseth memuji peran Qatar dalam membantu memediasi perundingan gencatan senjata Gaza, dengan fase awal kesepakatan antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada hari Jumat.

“Tidak ada yang lain selain Presiden Trump yang dapat mencapai perdamaian yang kami yakini akan menjadi perdamaian abadi di Gaza dan Qatar memainkan peran yang substansial dari awal,” ujar Hegseth.

Sementara itu, Sheikh Saoud juga memuji kerja sama antara Washington dan Doha dalam terobosan gencatan senjata ini, yang bertujuan mengakhiri perang Israel selama dua tahun di Gaza. Konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 67.190 warga Palestina.

Dia mengatakan bahwa kesepakatan ini menunjukkan apa yang dapat dicapai ketika AS bekerja sama dengan mitra di kawasan, termasuk Mesir dan Turki, dengan “keberanian dan kepercayaan”.

Hegseth kemudian mengalihkan pernyataannya ke Pangkalan Angkatan Udara Mountain Home di Idaho, yang menurutnya akan menjadi tuan rumah bagi kontingen F-15 dan pilot-pilot Qatar untuk “meningkatkan pelatihan gabungan kita, meningkatkan daya mematikan, [dan] interoperabilitas”.

Qatar saat ini menjadi tuan rumah bagi pangkalan Angkatan Udara AS terbesar di Timur Tengah, yaitu pangkalan udara Al Udeid. Negara itu juga dinamai sebagai sekutu non-NATO utama oleh Presiden AS Joe Biden pada tahun 2022.

MEMBACA  Maskapai Penerbangan Akan Memeriksa Pesawat Boeing 737 Max 9

Sementara bekerja sebagai mediator untuk mengakhiri perang di Gaza, Qatar telah dua kali menjadi sasaran serangan oleh negara asing.

Pada bulan Juni, Iran melancarkan serangan udara ke Al Udeid, menghantam kubah komunikasi. Tehran tidak menyerang situs lain mana pun di Qatar di luar pangkalan AS tersebut.

Pada bulan September, Israel juga menyerang sebuah lingkungan di Qatar tempat delegasi perundingan Hamas sedang bertemu. Di antara korban tewas adalah anggota pasukan keamanan internal Qatar.

Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengutuk serangan itu sebagai “terorisme negara”. Presiden AS Donald Trump juga mengkritik Israel karena melancarkan serangan di tanah Qatar.

Beberapa minggu kemudian, Trump menandatangani perintah eksekutif yang menyatakan bahwa Washington “akan menganggap setiap serangan bersenjata terhadap wilayah, kedaulatan, atau infrastruktur kritis Negara Qatar sebagai ancaman terhadap perdamaian dan keamanan Amerika Serikat”.

“Dalam hal terjadi serangan seperti itu, Amerika Serikat akan mengambil semua langkah yang sah dan tepat — termasuk diplomatik, ekonomi, dan jika perlu, militer — untuk membela kepentingan Amerika Serikat dan Negara Qatar serta memulihkan perdamaian dan stabilitas,” bunyi pernyataannya.