Kepala Milisi Gaza Tewas Dibunuh, Dituding Berkolaborasi dengan Israel

BERITA TERUS BERKEMBANG

Yasser Abu Shabab menjadi figur yang tersohor buruk selama perang genosida Israel, karena kelompoknya dituduh mencuri bantuan yang sudah sangat terbatas yang diizinkan Israel masuk ke enklaf tersebut.

Dipublikasikan pada 4 Des 2025

Yasser Abu Shabab, pemimpin sebuah geng di Jalur Gaza yang dituduh bekerja sama dengan Israel untuk melawan Hamas dan menjarah bantuan kemanusiaan, dilaporkan tewas menurut beberapa media Israel.

Saluran 14 Israel pertama melaporkan kematiannya pada Kamis, tanpa memberikan detail lebih lanjut. Saluran 12 menyatakan Abu Shabab tewas dalam baku tembak dengan "klan-klan Gaza" dan kemudian dinyatakan meninggal di Soroka Medical Center di Israel selatan.

Cerita yang Direkomendasikan

Abu Shabab menjadi figur terkenal yang buruk selama perang genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza, karena kelompoknya yang disebut Pasukan Rakyat dituduh mencuri sedikit bantuan kemanusiaan yang diizinkan otoritas Israel masuk ke wilayah pesisir tersebut.

Pejabat Israel kemudian menyatakan mereka bekerja sama dengan kelompok bersenjata di Gaza, termasuk yang dipimpin Abu Shabab, untuk membentuk kekuatan anti-Hamas lokal.

Melaporkan dari Kota Gaza pada Kamis, Hani Mahmoud dari Al Jazeera menyatakan keadaan seputar kematian Abu Shabab masih belum jelas. "Tanda tanya besar – Siapa yang membunuh Yasser Abu Shabab? – belum terjawab," ujarnya.

Mahmoud menjelaskan bahwa Abu Shabab dan kelompoknya "terkenal buruk" di Gaza karena keterlibatan mereka yang dituduhkan dalam perdagangan narkoba dan penjarahan bantuan.

Mereka dituduh "sengaja menghalangi masuknya truk bantuan ke bagian utara Gaza, di mana keluarga-keluarga pengungsi dibiarkan menghadapi kelaparan dan wabah busung lapar," tambah Mahmoud.

"Militer dan pejabat Israel menggambarkannya sebagai bagian dari upaya [untuk memberikan] penyeimbang [bagi] Hamas."

MEMBACA  Kontraktor Tewas Ditikam Orang Tak Dikenal di Lubuklinggau, Anak 4 Tahun Menjadi Saksi

Pada Kamis, sebuah pasukan keamanan yang berafiliasi dengan Hamas di Gaza, Radaa, mengunggah foto Abu Shabab di Telegram dengan keterangan: "Seperti yang kami katakan, ‘Israel tidak akan melindungi kamu.’"

Pada Juli, sebuah pengadilan yang terkait Hamas di Gaza memberi Abu Shabab waktu 10 hari untuk menyerahkan diri guna menghadapi tuduhan pengkhianatan, kolaborasi dengan entitas musuh, pembentukan geng bersenjata, dan pemberontakan bersenjata.

Pemimpin geng itu dilaporkan pernah dipenjara oleh Hamas sebelumnya atas tuduhan narkoba.

Para pakar menyatakan kebangkitan Abu Shabab mencerminkan kebijakan Israel yang sudah lama untuk mendukung kelompok-kelompok bersenjata Palestina dalam upaya menciptakan kericuhan internal dan melemahkan gerakan politik serta perlawanan.

Penjarahan bantuan di Jalur Gaza terjadi saat Israel memberlakukan blokade atas wilayah tersebut, memicu krisis kemanusiaan dan kelaparan di beberapa area.

Lebih dari 70.100 warga Palestina telah tewas dalam serangan militer Israel di Gaza, yang dimulai pada Oktober 2023.

Tinggalkan komentar