Peter Mwai & Richard Irvine-Brown
BBC Verify
Getty Images
Peringatan: Kisah ini berisi deskripsi grafis terkait kekerasan dan luka tembak.
Kerumunan berlarian panik di sepanjang jalanan berdebu. Suara tembakan terdengar. Seorang perempuan berbaju jaket ungu yang membawa tongkat terjatuh ke tanah.
Suara perempuan lain terdengar memohon, “Mama, mama, berdiri,” sambil berusaha mengangkatnya. Darah menggenang di sekitar perutnya sementara noda lain terlihat di punggungnya.
Rekaman yang telah terverifikasi ini, yang difilmkan di kota Arusha, Tanzania, hanyalah satu dari banyak adegan grafis yang muncul memperlihatkan tindakan brutal polisi saat mereka berupaya menggulingkan protes massal bulan lalu selama pemilihan presiden dan parlemen negara tersebut.
Protes bermula di kota Dar es Salaam pada 29 Oktober dan menyebar ke seluruh negeri dalam hari-hari berikutnya. Aksi unjuk rasa tersebut sebagian besar diorganisir oleh para pemuda yang geram terhadap sistem politik yang didominasi oleh satu partai sejak Tanzania meraih kemerdekaan pada tahun 1960-an.
Sejumlah pemimpin oposisi ditangkap dan yang lainnya dilarang maju selama pemilu, sementara sejumlah aktivis oposisi juga ditahan. Presiden petahana Samia Suluhu Hassan pada akhirnya mengamankan kemenangan setelah komisi pemilihan umum menyatakan ia menerima 98% suara.
Sejak itu, kantor HAM PBB (OHCHR) menyatakan mereka menerima laporan yang mengindikasikan bahwa ratusan orang tewas selama protes, dengan banyak lagi yang terluka atau ditahan. Sebuah sumber diplomatik di Tanzania memberitahu BBC terdapat bukti terpercaya bahwa setidaknya 500 orang meninggal dunia.
Rekaman tentang protes ditekan selama hampir seminggu ketika pemerintah memberlakukan pemadaman internet hampir total dan mengancam akan memenjarakan siapapun yang ketahuan membagikan video dari protes, dengan dalih hal itu dapat menyulut kerusuhan.
Baru setelah pemblokiran dicabut pada 4 November, puluhan video mulai bermunculan daring yang menunjukkan adegan-adegan kekerasan: petugas berseragam terlihat menembaki kerumunan, tubuh-tubuh terbaring di jalanan, dengan lainnya teronggok di luar sebuah rumah sakit.
Untuk memahami apa yang terjadi, BBC Verify telah menganalisis, melokasikan secara geografis, dan mengonfirmasi rekaman-rekaman tersebut, sehingga menggambarkan situasi yang lebih jelas tentang bagaimana polisi merespons unjuk rasa.
Kekerasan di kota terbesar Tanzania
Dalam rekaman yang telah tim kami verifikasi, protes tampak didominasi oleh kelompok-kelompok pemuda, menunjukkan kemiripan yang kuat dengan gerakan pemuda Gen-Z global yang frustasi akan penurunan ekonomi dan kepemimpinan yang mengakar di berbagai negara di Afrika.
Demonstrasi pertama yang kami identifikasi terjadi awal hari pemilu di Dar es Salaam, kota terbesar dan pusat ekonomi negara itu. Aksi itu menyebar ke daerah perkotaan lain di seluruh negeri, termasuk kota Mwanza dan Arusha.
Pemadaman internet menyulitkan penetapan urutan kejadian yang jelas, namun yang jelas dari video dan gambar yang diposting daring adalah bahwa para pengunjuk rasa dihadang oleh unit-unit polisi bersenjata lengkap yang menghalangi pergerakan mereka dan menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. Di banyak video, tembakan jelas terdengar saat orang-orang berpencar dalam kekacauan yang terjadi kemudian.
Reuters
Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan
Titik rawan utama adalah di sepanjang Jalan Raya Morogoro, sebuah jalan raya utama yang melintasi Dar es Salaam. Dalam dua video grafis terpisah, dua tubuh terlihat terbaring di jalan samping sebelah Gereja Anglikan St. Andrew. Satu tubuh terbaring tidak bergerak, dengan luka parah terlihat di kepalanya, dikelilingi genangan darah.
Kami mengidentifikasi lebih banyak tubuh terbaring di dekatnya di sekitar ruas jalan yang sama: satu di sebelah halte bus dan dua lagi di tanah yang dikelilingi darah. Salah satu mayat kemudian terlihat terbungkus kain kafan putih.
Korban jiwa lebih lanjut juga terlihat di sepanjang ruas jalan raya ini dan di jalan-jalan samping yang bertetangga.
Rekaman dari lokasi lain dekat Universitas Terbuka Tanzania menunjukkan sebuah tubuh tak bergerak di tanah dengan luka terbuka di kepala. Dalam video berikutnya yang diambil dari tempat yang sama, kita melihat tubuh tersebut ditutupi kain dan dibawa ke arah sekelompok polisi yang berdiri di dekat gedung universitas.
“Pembunuh, pembunuh,” teriak kelompok itu kepada para petugas, salah satu dari mereka bersenjata senapan, yang lain membawa pistol. Tubuh itu kemudian diletakkan di bak belakang sebuah truk.
BBC Verify telah mengonfirmasi setidaknya selusin video lain dari Dar es Salaam yang menunjukkan orang-orang dengan berbagai luka, beberapa di antaranya sedang digotong.
Reuters
Kami juga mendokumentasikan korban jiwa dari protes yang terjadi lebih dari 700 mil (1125 km) jauhnya di kota terbesar kedua Tanzania, Mwanza, yang berlangsung pada hari pemilu.
Di dalam lingkungan Rumah Sakit Sekou Toure kota itu, beberapa video menunjukkan tumpukan 10 tubuh, yang kesemuanya tampak adalah pria muda. Beberapa di antaranya memiliki luka terbuka yang terlihat. Rekaman lain dari dalam rumah sakit memperlihatkan tubuh-tubuh dibaringkan di apa yang tampaknya merupakan kamar mayat rumah sakit.
Rekaman tunjukkan polisi menembaki kerumunan
Kami telah memverifikasi beberapa video polisi menembak ke arah kelompok pengunjuk rasa.
Dalam tiga video yang diposting daring, kendaraan polisi terlihat mengejar puluhan orang yang berusaha melarikan diri di sepanjang Jalan Nelson Mandela di Dar es Salaam. Beberapa rentetan tembakan terdengar saat polisi bergerak maju.
Douyin
Polisi bersenjata mengejar pengunjuk rasa yang melarikan diri di Dar es Salaam sementara tembakan terdengar
Di Arusha, sebuah rekaman menunjukkan kendaraan polisi melewati sekumpulan pemuda yang meneriakkan yel-yel. Tembakan terdengar dan orang-orang terlihat berpencar dan berlari mencari keselamatan. Video lain yang diambil menunjukkan seorang pria terluka dengan mereka di sekitarnya mengatakan ia telah ditembak.
Di area Kijitonyama utara Dar es Salaam, dua pria berseragam terekam sedang membidik dan menembak di sepanjang jalan raya utama ke arah para pengunjuk rasa. Kami telah mengonfirmasi lokasinya di sebelah sebuah sekolah setempat. Seragam hijau dan topi peaked datar yang dikenakan kedua pria itu sangat mirip dengan yang dikenakan oleh polisi Tanzania.
X
Pria berseragam polisi membidik ke arah pengunjuk rasa
Kurang dari 100 meter jauhnya, seorang pria ditunjukkan terbaring di jalan dengan luka di kepala yang berdarah. Dari kejauhan, pria-pria yang mengenakan seragam hijau serupa dapat terlihat. Seseorang berteriak: “Ia ditembak di kepala. Mereka telah membunuhnya.” Seiring video berlanjut, lebih banyak suara tembakan terdengar.
BBC Verify juga melihat sejumlah video yang menunjukkan pria berbaju hijau yang sama sedang menembakkan senjata—kadang ke udara, kadang di sepanjang jalanan terbuka.
Penyelidik dari pakar forensik audio, Earshot, menyatakan bahwa yang terdengar dalam video-video itu mengonfirmasi bahwa amunisi tajam digunakan terhadap para pemrotes.
Setelah menganalisis audio dari lokasi, mereka berkata: “Peluru karet biasanya tidak melaju pada kecepatan supersonik. Keberadaan gelombang kejut ini karenanya mengindikasikan penggunaan amunisi tajam.”
Tidak semua orang yang terlihat membawa senjata mengenakan seragam. Dalam rekaman yang difilmkan di Jalan Sam Nujoma, Dar es Salaam, terlihat tiga pria berpakain sipil menembakkan senjata di dekat sebuah mobil sedan. Tidak jelas siapa identitas mereka.
Komisioner Tinggi HAM PBB, Volker Türk, telah menyerukan investigasi atas pembunuhan serta pelanggaran lainnya yang terjadi selama pemilu Tanzania, dan untuk pembebasan tanpa syarat terhadap semua yang ditangkap sebelum pemungutan suara serta mereka yang ditahan setelahnya.
Pemerintah dan kepolisian Tanzania telah dihubungi untuk memberikan komentar.