Pemerintahan minoritas sayap kiri Perdana Menteri Pedro Sánchez di Spanyol kehilangan salah satu sekutunya di parlemen, sehingga masa depan administrasinya terancam.
Partai Junts pimpinan separatis Catalunya, Carles Puigdemont, memutuskan untuk membatalkan pakta dukungannya dengan Partai Sosialis (PSOE) milik Sánchez, seperti dikonfirmasi Junts kepada dpa pada Senin.
Dewan partai yang beranggotakan 50 orang mencapai keputusan tersebut secara aklamasi dalam pertemuan di Perpignan, Prancis, seperti dilaporkan stasiun televisi negara RTVE dan sejumlah media lainnya.
Dewan bertemu di Prancis, bukan Spanyol, karena adanya surat perintah penangkapan yang masih berlaku untuk beberapa anggota, termasuk Puigdemont.
Basis partai masih harus menyetujui pemutusan hubungan dengan pemerintah. Meski demikian, pemungutan suara pada Rabu dan Kamis ini kemungkinan besar akan mengukuhkan keputusan tersebut.
Tanpa suara dari tujuh anggota parlemen Junts di Madrid, pemerintah sayap kiri tidak akan lagi memiliki mayoritas untuk mengesahkan undang-undang, sekalipun mereka mendapat dukungan dari partai-partai kecil lainnnya.
Menurut para ahli, Sánchez—yang telah berkuasa sejak 2018—juga bisa menghadapi mosi tidak percaya. Kemungkinan lainya adalah ia dapat memanggil pemilu baru.
Terdapat beberapa alasan bagi kaum Catalan untuk memutuskan hubungan dengan perdana menteri, termasuk satu hal yang memiliki kaitan dengan Jerman.
Sánchez telah berjanji pada Puigdemont bahwa ia akan berkampanye agar Bahasa Katalan diakui sebagai bahasa resmi Uni Eropa. Akan tetapi, rencana ini sejauh ini gagal akibat oposisi Jerman di Brussels.