Kehilangan Bayi, Menyelamatkan Anak, dan Menghindari Serangan Udara di Darfur

Anne Soy
Wakil Editor Afrika
BBC

Di usia baru 19 tahun, Alawia Babiker Ahmed mengalami keguguran saat berusaha menyelamatkan diri dari perang dahsyat yang melanda wilayah barat Sudan, Darfur.

"Aku berdarah sepanjang perjalanan," katanya kepada BBC, lalu buru-buru menambahkan bahwa ia melihat orang-orang yang "lebih menderita" selama perjalanan traumatisnya selama tiga hari sejauh 70 km dari kota terkepung el-Fasher ke kota kecil Tawila.

Menghindari serangan udara dan milisi setelah keguguran, Alawia bercerita bahwa ia dan keluarganya menemukan seorang bayi menangisi ibunya yang terbujur tewas di pinggir jalan.

"Kami menutupi jenazah ibunya dan melanjutkan perjalanan," ujarnya setelah mengambil bayi itu.

Sudan dilanda perang saudara sejak pertempuran meletus antara tentara nasional dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) pada April 2023, memicu salah satu krisis kemanusiaan terparah di dunia dengan lebih dari 12 juta orang terusir dari rumah mereka.

Darfur menjadi titik panas utama, di mana RSF menguasai sebagian besar wilayah—kecuali el-Fasher yang masih dipegang tentara dan sekutunya.

El-Fasher mengalami pemboman intensif saat RSF berusaha merebutnya. Pada April, mereka mengumumkan rencana membentuk pemerintahan tandingan, memicu kekhawatiran akan pecahnya Sudan.

Alawia dan keluarganya terpaksa kabur ke Tawila di barat el-Fasher ketika serangan makin gencar bulan lalu.

Marwan Mohamed Adam (21), saudara Alawia, mengaku diserang gerombolan pendukung RSF di perjalanan—"dipukul di leher, lengan, dan kaki"—serta dirampok hartanya.

Nyawanya selamat karena berbohong tentang asalnya. "Pemuda yang mengaku dari el-Fasher langsung dibawa dan dieksekusi," katanya, sementara ia mengaku berasal dari Shaqra, persinggahan menuju Tawila.

Marwan Mohamed Adam ingin pindah ke luar negeri

MEMBACA  Kantor Netflix didatangi oleh pihak berwenang di Paris dan Amsterdam terkait penyelidikan pajak

"Kamu merasa sudah mati," tuturnya, seraya menceritakan tiga mayat yang dilihatnya di jalan.

Khadija Ismail Ali, perempuan lain, menyaksikan "mayat berserakan di sepanjang jalan." Sebelas anggota keluarganya tewas dalam serangan di el-Fasher, sementara tiga anaknya meninggal dalam perjalanan empat hari ke Tawila.

"Mereka kehausan," ujarnya.

Desa keluarganya, el-Tarkuniya, diserang milisi RSF pada September lalu. Mereka sempat mengungsi ke kamp Zamzam yang dilanda kelaparan, lalu ke el-Fasher, dan sekarang ke Tawila.

Lembaga medis Alima menyebut para milisi merampas tanah dan lahan pertanian warga. Malnutrisi parah—terutama pada anak-anak yang tiba di Tawila—telah mencapai tingkat mengkhawatirkan.

Alawia menuturkan, adiknya menjatuhkan sisa makanan yang mereka bawa saat menghindari serangan udara setelah melewati Shaqra.

"Itu sisa kacang dengan sedikit garam untuk anak-anak," katanya.

Reuters
Darfur termasuk wilayah terparah terdampak konflik

Tanpa makanan atau air, mereka bertemu seorang perempuan yang memberi tahu sumber air di desa terdekat. Tanpa sadar, mereka justru masuk wilayah RSF.

"Kami menyapa, tapi mereka diam. Kami disuruh duduk dan digeledah," kenang Alawia. RSF merampas 20.000 pound Sudan (Rp500 ribu), pakaian, bahkan sepatunya—"meski sepatuku sudah jelek."

Mereka ditolak saat meminta air, termasuk untuk bayi yatim itu. "Aku mencoba mendekati sumur, tapi dipukul mundur," ujarnya.

Kehausan dan kelelahan, mereka akhirnya tiba di Tawila. Alawia pingsan dan dilarikan ke rumah sakit, sementara Marwan dirawat akibat luka pukulan.

Setelah menemukan kerabat bayi yang mereka selamatkan, keluarga itu menyerahkan anak tersebut. Kini, mereka tinggal di rumah seorang warga Tawila.

"Hidup cukup baik, syukurlah, tapi kami khawatir akan masa depan," kata Alawia. Marwan berharap bisa melanjutkan pendidikan dan memulai hidup baru di luar negeri—seperti jutaan warga Sudan yang terlunta akibat perang tak berujung ini.

MEMBACA  Kekejaman Pelanggaran HAM Meningkat di Sudan Saat Perang Berlanjut, Kata PBB

Lebih banyak cerita BBC tentang perang Sudan:
Getty Images/BBC