Sebuah kereta barang bertabrakan dengan kereta penumpang di India bagian timur pada hari Senin, menewaskan setidaknya delapan orang dan melukai 50 lainnya, kata pejabat. Insiden terjadi sekitar pukul 9 pagi ketika Kanchanjunga Express, yang membawa penumpang ke negara bagian Benggala Barat dari negara bagian Tripura, sedang meninggalkan stasiun Rangapani. Empat gerbong kereta penumpang yang populer dan sering ramai itu tergelincir ketika ditabrak dari belakang oleh kereta komersial. Gambar dari lokasi kecelakaan menunjukkan salah satu gerbong penumpang terangkat dari rel kereta dan seimbang di atas gerbong kereta barang. Jumlah kematian kemungkinan akan meningkat. Media lokal, mengutip pejabat kepolisian, melaporkan setidaknya 15 orang tewas. Pemandu dan pembantu pemandu kereta barang serta seorang penjaga di kereta penumpang termasuk yang tewas. Jaya Varma Sinha, ketua dewan kereta api India, mengatakan operasi penyelamatan telah selesai. Ashwini Vaishnaw, menteri perkeretaapian India, sedang dalam perjalanan ke lokasi kejadian. Jumlah korban yang relatif rendah bisa diatribusikan pada fakta bahwa bagian belakang Kanchanjunga Express, yang menerima dampak terbesar dari tabrakan, terdiri dari gerbong kargo dan gerbong penjaga. Penumpang berada di kompartemen jauh di depan dari dampak. Meskipun penyelidikan telah diperintahkan untuk melihat penyebab tabrakan, Ms. Sinha mengatakan kesalahan manusia seperti mengabaikan sinyal kereta api bisa menjadi penyebab kecelakaan. Kecelakaan tersebut sekali lagi membawa isu keselamatan kereta api ke depan dalam sebuah negara di mana jutaan warganya yang miskin mengandalkan kereta api untuk transportasi. Jaringan kereta api India adalah salah satu yang terbesar di dunia dan sangat penting bagi ekonomi negara dan kehidupan serta mata pencaharian masyarakatnya. Negara itu, dalam beberapa tahun terakhir, telah banyak berinvestasi dalam keselamatan kereta api setelah sejarah panjang kecelakaan mematikan. Meskipun jumlah kecelakaan kereta api secara keseluruhan telah berkurang selama dekade terakhir, insiden dengan korban jiwa massal tetap terjadi. Pada bulan Juni tahun lalu, 290 orang tewas ketika dua kereta penumpang bertabrakan setelah salah satunya menabrak kereta barang yang berhenti dengan kecepatan penuh dan tergelincir di negara bagian Odisha. Setelah kejadian itu, pemimpin oposisi menuntut pengunduran diri Bapak Vaishnaw, menteri perkeretaapian. Dia mengatakan sedang berusaha untuk memperluas sistem keamanan, yang disebut Kavach, yang dimaksudkan untuk mencegah kecelakaan ketika dua kereta bergerak di jalur yang sama. Ms. Sinha mengatakan teknologi tersebut belum diterapkan di rute Kanchanjunga Express.