Eropa Selatan Berjuang Hadapi Kebakaran Mematikan dan Gelombang Panas Ekstrem
Eropa Selatan sedang menghadapi kebakaran liar mematikan dan cuaca panas ekstrim minggu ini, dengan suhu rekor serta kondisi kering yang memaksa evakuasi di Prancis, Spanyol, dan Portugal.
Kebakaran besar di wilayah Aude, Prancis selatan, telah menewaskan satu orang dan melukai sembilan lainnya, menjadikannya kebakaran terbesar musim ini. Api yang muncul pada Selasa lalu telah membakar setidaknya 15.000 hektar (37.000 acre)—area lebih besar dari kota Paris—dalam kurang dari 24 jam. Kebakaran melalap hutan, merusak desa-desa, dan merusak atau menghancurkan minimal 25 rumah, dengan petugas darurat memperingatkan bahwa api masih belum terkendali.
“Seluruh sumber daya negara dimobilisasi,” kata Presiden Emmanuel Macron dalam postingan di X, mendorong masyarakat untuk bertindak dengan “hati-hati ekstra.” Lebih dari 1.800 petugas pemadam kebakaran dikerahkan, didukung 600 kendaraan dan pesawat pemadam.
“Kami telah mengerahkan personel dan sumber daya maksimum yang tersedia di departemen Aude,” kata Remi Recio, wakil prefek Narbonne.
Seorang wanita lanjut usia yang menolak evakuasi tewas, sementara satu orang masih hilang. Dua warga sipil terluka, satu dalam kondisi kritis akibat luka bakar, dan tujuh petugas pemadam mengalami keracunan asap.
Lokasi perkemahan dan setidaknya satu desa dievakuasi sebagian, dengan jalan-jalan ditutup. “Saya meninggalkan segalanya,” kata David Cerdan (51), yang mengungsi dari desa Saint-Laurent-de-la-Cabrerisse. “Saya mencoba memikirkan sisi positifnya—hanya kerusakan materi.”
Api telah menghanguskan lahan seluas total kebakaran di Prancis sepanjang 2024—lebih dari dua kali lipat 2023. “Api bergerak di area dengan semua kondisi mendukung,” kata petugas pemadam Roesch. “Operasi pemadaman akan berlangsung berhari-hari.”
Penyebab kebakaran masih diselidiki. Kementerian Lingkungan Prancis menyebut kekeringan dan vegetasi kering memperparah penyebaran, dengan pembatasan air telah berlaku di Aude.
“Risiko kebakaran tertinggi ada di Mediterania,” ujar analis iklim Serge Zaka. “Dengan perubahan iklim, risiko ini akan semakin meningkat di musim panas.”
Bulan lalu, kebakaran dekat Marseille melukai 300 orang. Ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan iklim memperparah panas dan kekeringan di Eropa, benua dengan pemanasan tercepat di dunia.
Spanyol dan Portugal Juga Dilanda Kebakaran
Di Spanyol, gelombang panas sejak Minggu—dengan suhu 43°C (109°F)—memicu berbagai kebakaran. Di Tarifa (Andalusia), lebih dari 1.500 orang dan 5.000 kendaraan dievakuasi setelah api menjalar di dekat La Peña. Kebakaran diduga berasal dari mobil kemping dan diperparah angin kencang.
“Yang paling mengkhawatirkan adalah pergeseran angin,” kata Menteri Dalam Negeri Andalusia, Antonio Sanz. Tim pemadam bekerja sepanjang malam untuk melindungi hotel dan penginapan turis, tetapi api belum padam sepenuhnya.
Di Galicia, kebakaran dekat Ponteceso memaksa evakuasi desa Corme Aldea. Sementara di Cádiz, ratusan juga mengungsi akibat kebakaran pada Selasa, menurut siaran RTVE.
Badan meteorologi Spanyol (AEMET) mengeluarkan peringatan oranye di beberapa wilayah hingga Jumat. Otoritas sipil memperingatkan risiko kebakaran “tinggi” hingga “ekstrem” di banyak daerah.
Kementerian Kesehatan Spanyol melaporkan 1.060 kematian berlebih terkait panas ekstrem pada Juli—naik 57% dari tahun lalu. Meski data tidak menunjukkan sebab langsung, ini kerap dipakai untuk estimasi korban panas.
Di Portugal, kebakaran telah membakar lebih dari 42.000 hektar (104.000 acre) pada 2025—terluas sejak 2022 dan delapan kali lipat dibanding tahun lalu. Separuhnya terjadi dalam dua minggu terakhir.
Pemadam berhasil mengendalikan api besar di Vila Real (utara), tetapi beberapa titik masih aktif. Kebakaran di Amarante terus berkobar, sementara di A Coruña mencapai level darurat 2 karena dekat permukiman.
Lisboa menetapkan status siaga hingga 7 Agustus, dengan 100+ kota berisiko kebakaran maksimum akibat suhu melonjak.
Ilmuwan menyebut Eropa Selatan berada di garis depan dampak perubahan iklim. Kenaikan suhu global memperpanjang dan memperparah musim kebakaran.