Kanada, Prancis, Inggris Kecam ‘Kampanye Penghancuran’ IDF di Kota Gaza

Kementerian Luar Negeri Kanada dalam sebuah unggahan di X menyatakan bahwa operasi tersebut “memperburuk krisis kemanusiaan dan membahayakan proses pembebasan para sandera.”

Menteri-menteri luar negeri Kanada, Prancis, dan Britania Raya mengkritik keras invasi IDF ke Kota Gaza pada Selasa (9/7) malam.

Kemenlu Kanada menyebut serangan darat baru Israel di Kota Gaza sebagai aksi yang “mengerikan.”

“Hal ini memperburuk krisis kemanusiaan dan membahayakan pembebasan sandera,” tulis kementerian tersebut di X. “Pemerintah Israel harus mematuhi hukum internasional.”

Selain itu, Prancis “sangat mengutuk” operasi ini, yang disebut sebagai “kampanye destruktif” yang “tidak lagi memiliki rasionalitas militer.”

Kemenlu Prancis mendesak dihentikannya serangan ke Kota Gaza dan menyerukan dimulainya kembali negosiasi untuk gencatan senjata dan kesepakatan sandera.

Menteri Luar Negeri Britania Raya yang baru dilantik, Yvette Cooper, menyebut operasi ini “sangat ceroboh dan mengerikan.”

IDF Mulai Invasi ke Kota Gaza Dikutuk Dunia Internasional

“Ini hanya akan menambah pertumpahan darah, menewaskan lebih banyak warga sipil tak bersalah & membahayakan sandera yang masih tersisa,” tambahnya.

Cooper menyerukan “gencatan senjata segera”, pembebasan semua sandera, dan “jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan.”

Pada Senin (8/7) malam, IDF memulai invasi ke Kota Gaza dengan Operasi Kereta Perang Gideon II.

Juru Bicara Bahasa Arab IDF, Kol. Avichay Adraee, untuk pertama kalinya mengonfirmasi invasi militer ke Kota Gaza pada Selasa (9/7), meskipun The Jerusalem Post telah menerima konfirmasi off-the-record pada Senin malam.

Selain sejumlah besar prajurit wajib militer yang terlibat, sekitar 130.000 cadangan telah dikerahkan, dengan tingkat respons sekitar 80%.

Yonah Jeremy Bob berkontribusi dalam laporan ini.

MEMBACA  Kelompok bersenjata Rusia yang berbasis di Ukraina mengklaim melakukan serangan ke Rusia