Jurnalis Olahraga Prancis Divonis 7 Tahun karena "Mengagungkan Terorisme" di Aljazair

ALJAZAIR, Aljazair (AP) — Seorang jurnalis Prancis dihukum penjara tujuh tahun di Aljazair karena mewawancarai seorang pejabat sepak bola yang dituduh terlibat dengan gerakan separatis terlarang. Kasus ini, menurut kelompok HAM, mengkriminalkan peliputan biasa.

Christophe Gleizes, penulis olahraga lepas berusia 36 tahun, ditangkap dan ditempatkan di bawah pengawasan hukum lebih dari setahun lalu karena memasuki Aljazair tanpa visa yang sah, "memuji terorisme," dan "memiliki publikasi propaganda yang merugikan kepentingan nasional," ungkap Reporters Without Borders dalam pernyataan Minggu.

Ia diadili dan dihukum, meski jaksa belum mengumumkan tuduhan secara terbuka dan pejabat Aljazair enggan berkomentar. Namun, otoritas sebelumnya kerap dikritik karena dinilai memanfaatkan undang-undang anti-teror untuk membungkam suara politik.

Thibaut Bruttin, direktur Reporters Without Borders, menyebut penahanan Gleizes selama 13 bulan sebelum vonis sebagai contoh "kontrol hukum absurd" dan menjuluki hukuman tujuh tahun itu "tidak masuk akal." Kelompok itu menyatakan Gleizes akan mengajukan banding Senin.

Tuduhan terhadap Gleizes, menurut mereka, bermula dari kontaknya dengan ketua klub sepak bola yang juga anggota gerakan politik yang dinyatakan sebagai kelompok teroris empat tahun lalu. Gleizes, kontributor majalah So Foot dan Society, pergi ke Aljazair tahun lalu untuk meliput JS Kabylie, tim sepak bola paling dominan secara historis di sana.

JS Kabylie dan prestasinya erat kaitannya dengan perjuangan pengakuan budaya minoritas Amazigh di wilayah pegunungan Kabylia—pusat pemberontakan selama puluhan tahun. Otoritas kini menekan Gerakan Penentuan Nasib Sendiri Kabylia, kelompok separatis yang pemimpinnya dihukum mati in absentia karena "menyerang persatuan nasional."

Vonisme jurnalis Prancis ini terjadi ketika hubungan Prancis-Aljazair memanas akibat perdebatan soal migrasi, ekstradisi, perdagangan, dan perubahan sikap Prancis terkait Sahara Barat.

MEMBACA  Dapatkah mayat mengajukan pinjaman?

Kementerian Luar Negeri Prancis menyebut hukuman Gleizes terlalu berat dan berencana memberikan dukungan konsuler serta mengajukan kunjungan ke penjara.

Kasus ini mengejutkan media Prancis, tapi hampir tak terdengar di Aljazair sebelum vonis diumumkan.

"Ini kasus yang tak jelas," kata Karim Adli, jurnalis olahraga di Tizi Ouzou.