Hujan Deras Terus Melanda Korea Selatan, Korban Jiwa Bertambah
Catatan curah hujan diperkirakan akan terus mengguyur sebagian wilayah Korea Selatan hingga Senin, sementara peringatan demi peringatan terus disampaikan kepada publik.
Empat orang dikonfirmasi tewas dan setidaknya dua lainnya hilang akibat hujan deras yang tak henti menerjang Korea Selatan selama empat hari berturut-turut. Ribuan orang terpaksa mengungsi, sementara hewan ternak terjebak dalam banjir yang terus naik, menurut otoritas setempat.
Pada Sabtu, pihak berwenang memperingatkan bahwa tambahan hujan hingga 250mm (9,8 inci) bisa terjadi sepanjang hari, meningkatkan kekhawatiran akan kerusakan dan korban jiwa lebih lanjut, sebagaimana dilaporkan agensi berita resmi Yonhap.
Hujan diprakirakan berlangsung hingga Senin di beberapa wilayah, dan petugas cuaca mendesak kewaspadaan ekstra terhadap risiko longsor dan banjir. Peringatan telah dikeluarkan untuk sebagian besar Korea Selatan.
Lebih dari 2.800 orang masih belum bisa pulang dari total lebih dari 7.000 orang yang dievakuasi beberapa hari terakhir, ungkap Kementerian Dalam Negeri.
Sejak Rabu, curah hujan di Seosan, Provinsi Chungcheong Selatan—yang terletak di selatan ibu kota Seoul—mencatat rekor lebih dari 500mm (hampir 20 inci), tambah kementerian.
Menurut Yonhap, beberapa daerah telah menerima 40% dari rata-rata curah hujan tahunan hanya dalam empat hari terakhir.
Seorang warga memeriksa kerusakan rumahnya setelah hujan lebat di Yesan, Provinsi Chungcheong Selatan, Korea Selatan, pada 18 Juli 2025 [Yonhap via EPA]
Di antara korban tewas adalah seseorang yang mengalami henti jantung di dalam kendaraan yang terendam banjir di jalan Seosan. Pria itu sempat dibawa ke rumah sakit terdekat namun meninggal kemudian, kata pejabat seperti dikutip Yonhap.
Seorang pria berusia 80-an ditemukan tewas di ruang bawah tanah rumahnya yang kebanjiran, sementara korban ketiga tewas saat dinding penahan roboh menimpa kendaraan yang sedang melintas. Satu lagi ditemukan tewas di sungai, kata pejabat. Dua orang masih dinyatakan hilang di kota barat daya Gwangju.
Di Provinsi Chungcheong, sapi-sapi berjuang mati-matian agar kepalanya tetap di atas air setelah kandang mereka terendam banjir.
Yonhap juga melaporkan total 729 kasus kerusakan infrastruktur publik, termasuk jalan yang terendam dan fasilitas sungai yang ambruk. Kerusakan properti pribadi mencapai lebih dari 1.000 kasus, termasuk 64 bangunan kebanjiran dan 59 lahan pertanian tergenang.
Hujan juga diprediksi terjadi di Korea Utara yang bertetangga.
Pada Juli 2024, hujan deras juga pernah melanda wilayah selatan Korea Selatan, menewaskan setidaknya empat orang dan menyebabkan kekacauan perjalanan.