Menteri Luar Negeri Jerman, Johann Wadephul, memperingatkan Israel bahwa mereka menghadapi isolasi internasional jika kondisi kemanusiaan di Gaza tidak membaik, setelah pertemuan dengan pemimpin Israel di Yerusalem.
"Dalam banyak hal, proses perdamaian Timur Tengah dan seluruh wilayah sedang berada di persimpangan jalan," kata Wadephul pada Kamis, menyinggung diskusi di Uni Eropa tentang sanksi terhadap Israel dan meningkatnya keinginan untuk mengakui negara Palestina.
"Israel berisiko semakin terisolasi di tingkat global," ujar Wadephul. "Saya melihat ini sebagai tugas Jerman untuk melakukan segala upaya mencegah hal tersebut."
Menteri tersebut mengadakan pertemuan di Yerusalem dengan rekannya dari Israel, Gideon Saar, serta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Isaac Herzog.
Mengenai kelaparan yang melanda masyarakat di Gaza, Wadephul menyatakan: "Ini situasi yang sama sekali tidak bisa diterima dan harus segera diubah." Dibutuhkan "perbaikan mendasar bagi warga Gaza," tegasnya.
Wadephul juga menyerukan gencatan senjata, menegaskan bahwa jeda harian dalam pertempuran tidak cukup.
"Sudah waktunya mengakhiri perang ini," katanya, menekankan bahwa seruannya terutama ditujukan kepada kelompok militan Palestina, Hamas. Mereka harus menyadari "bahwa sekarang saatnya membebaskan sandera."
Menteri luar negeri yang menjabat sejak Mei ini rencananya bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah pada Jumat untuk membahas meningkatnya kekerasan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Sebelumnya, Wadephul mendesak Israel memungkinkan akses darat yang aman ke Gaza yang dilanda perang, menyebutnya satu-satunya cara meringankan penderitaan "yang tak terbayangkan" penduduk setempat.
"Hanya melalui darat bantuan dalam jumlah memadai bisa sampai kepada warga," ujarnya.
"Karena itu, saya mendesak pemerintah Israel mengizinkan PBB dan organisasi bantuan internasional akses aman, terutama distribusi yang lancar dan efektif."
Wadephul tiba di Tel Aviv pada Kamis siang dan melanjutkan perjalanan ke Yerusalem.
Sebelum berangkat, dia menekankan bahwa Israel harus "segera, menyeluruh, dan berkelanjutan memperbaiki situasi katastrofik di Gaza," di mana kematian dan penderitaan telah "mencapai tingkat yang tak terbayangkan."
Dia menegaskan Jerman akan terus berdiri di sisi Israel untuk memastikan Hamas akhirnya melepaskan sandera yang tersisa, termasuk warga Jerman.
Kelompok milisi Islam Palestina itu harus dilucuti dan tidak lagi memiliki pengaruh politik di wilayah Palestina, katanya.
"Mereka tak boleh lagi jadi ancaman bagi Israel," tegasnya.
Di saat bersamaan, menteri itu memperingatkan Israel agar tak memperburuk situasi, dengan mengatakan: "Jerman juga akan dipaksa merespons langkah-langkah sepihak."
Tak ada pengakuan negara Palestina untuk saat ini
Wadephul mengulangi bahwa Jerman saat ini tidak mempertimbangkan mengakui negara Palestina dan solusi dua negara melalui negosiasi tetap satu-satunya jalan agar kedua pihak hidup dalam damai, aman, dan bermartabat.
Bagi Jerman, pengakuan Palestina lebih mungkin terjadi di akhir proses ini, ujarnya.
Berlin pertimbangkan sanksi dengan hati-hati
Menurut Kanselir Friedrich Merz, jalannya pembicaraan bisa memengaruhi apakah Jerman setuju dengan sanksi terhadap mitra dekatnya, Israel.
Sementara Jerman, berbeda dengan negara lain, sejauh ini enggan menjatuhkan sanksi pada sekutu dekatnya, Merz menyatakan pemerintah Jerman berhak mengambil langkah tersebut.
Komisi Eropa merekomendasikan agar partisipasi Israel dalam program pendanaan riset Horizon Europe ditangguhkan sebagian. Apakah Jerman mendukung langkah ini masih harus dilihat.
Merz di bawah tekanan domestik
Sebelum Wadephul berangkat ke Tel Aviv, Partai Sosial Demokrat (SPD) — mitra koalisi junior Merz — mendesak pemerintah memberi tekanan lebih pada pemerintah Israel agar mengizinkan bantuan masuk ke Palestina melalui jalur darat.
Wakil ketua fraksi SPD, Siemtje Möller, mengatakan pada ARD bahwa harus ada "tekanan nyata" untuk mengakhiri penderitaan di Gaza.
Möller, yang ikut dalam delegasi Wadephul, juga menegaskan posisi SPD bahwa pengiriman senjata untuk aksi melawan hukum internasional, seperti di Gaza, tak boleh lagi diizinkan.
Ko-ketua Partai Hijau oposisi, Franziska Brantner, juga ingin Wadephul mendorong "sekuat tenaga" untuk bantuan kemanusiaan di Gaza, pembebasan sandera, dan proses politik untuk mengakhiri perang.
Posisi Jerman sebagai pendukung kuat Israel, kata Brantner, menghambat aksi Eropa.
(Foto: Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul memberikan pernyataan di akhir hari pertama kunjungannya ke Israel. Soeren Stache/dpa)